logo blog

Film Jakarta Unfair Berisi Tentang Penggusuran, Tak Diizinkan Tayang, ini SEBAB nya

Film Jakarta Unfair Berisi Tentang Penggusuran, Tak Diizinkan Tayang, ini SEBAB nya






Film Jakarta Unfair tak diizinkan tayang di XXI Taman Izmail Marzuki, Jakarta. Film dokumenter berdurasi 52 menit itu berisi tentang kehidupan pasca-penggusuran warga Jakarta.

Dalam situs http://watchdoc.co.id/2016/10/jakarta-unfair-trailer/ trailer film itu menayangkan tentang kondisi kehidupan warga Bukit Duri yang tinggal di bantaran sungai dan digusur oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 







Film itu juga menceritakan kehidupan warga Teluk Jakarta yang tergusur akibat proyek reklamasi dan menayangkan cara warga menyampaikan aspirasinya.

Bukan hanya itu, film itu juga menayangkan janji Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama saat berkampanye menjadi calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2012 silam tentang penggusuran.

Ketua Panitia Penyelenggara Kegiatan Documentary Days Rahma Indira Marino menyebut Unit Pelaksana Teknis (UPT) TIM merasa berisiko menayangkan film Jakarta Unfair dengan alasan area TIM merupakan pusat kesenian dan kebudayaan yang berada di bawah naungan Pemprov DKI Jakarta.

"Sepertinya kurang suka dengan Jakarta Unfair
," kata Rahma saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (26/11).


Padahal, menurut Rahma, film itu tidak menyudutkan pihak manapun. Film dokumenter itu bertujuan memberikan pandangan lain tentang kondisi Indonesia saat ini.

Selain Jakarta Unfair, panitia penyelenggara juga membatalkan penayangan film Jihad Selfie. Film itu berkisah tentang seorang pemuda Aceh yang tertarik bergabung dengan ISIS melalui pengaruh dari sosial media.

Panitia penyelenggara, sebelumnya, memutuskan untuk membatalkan penayangan dan diskusi film dokumenter Jakarta Unfair dan Jihad Selfie yang rencanannya akan dilaksanakan pada hari ini dan esok hari, Minggu (27/11).

"Terpaksa dibatalkan karena adanya resiko keamanan yang ditakutkan oleh pengelola Taman Ismail Marzuki, Documentary Days 2016, dan pihak XXI Taman Ismail Marzuki," kata Rahma.

Rahma juga memohon maaf atas ketidaktransparanan panitia melalui media sosial mengenai alasan tidak diputarnya film Jakarta Unfair. "Meskipun demikian, pembatalan diskusi ini tidak akan menghentikan niat kami dalam mengembangkan festival film dokumenter ini," katanya. (rel)




Kronologi Batal Tayang Film Jihad Selfie dan Jakarta Unfair



Panitia penyelenggara memutuskan untuk membatalkan penayangan dan diskusi film dokumenter Jihad Selfie dan Jakarta Unfair yang rencanannya akan dilaksanakan pada hari ini hingga esok, Minggu (27/11).

"Terpaksa dibatalkan karena adanya resiko keamanan yang ditakutkan oleh pengelola Taman Ismail Marzuki, Documentary Days 2016, dan pihak XXI Taman Ismail Marzuki," kata Ketua Pelaksana Rahma Indira Marino dalam keterangan pers yang diterima CNNIndonesia.com, Sabtu (26/11).

Menurut Rahma, panitia juga memohon maaf atas ketidaktransparanan melalui media sosial mengenai alasan tidak diputarnya film Jakarta Unfair. "Meskipun demikian, pembatalan diskusi ini tidak akan menghentikan niat kami dalam mengembangkan festival film dokumenter ini," katanya.

Berikut kronologi pembatalan film dokumenter Jihad Selfie dan Jakarta Unfair versi panitia:
1. Hari Jumat, 25 November 2016 pada pukul 16.00 WIB pihak panitia meminta memasang baliho di depan pintu masuk TIM kepada Unit Pengelola Teknis (UPT) TIM. Setelah itu pihak UPT TIM merasa berisiko apabila film Jakarta Unfair ditayangkan di Kompleks TIM karena area ini merupakan pusat kesenian dan kebudayaan yang berada di bawah naungan Pemda DKI Jakarta.

2. Pihak UPT juga merasakan hal yang sama apabila pemutaran film Jihad Selfie tetap dilaksanakan. Karena isu yang dibawa dalam film ini dikhawatirkan akan menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan saat atau pun sesudah penayangan film tersebut. Karena sebelumnya film Jihad Selfie pernah ditayangkan di kawasan TIM dan sehari setelahnya ada pihak aparat kepolisian datang dan menginterogasi pihak penyelenggara.

3. Pukul 16.30 WIB pihak panitian didatangi oleh dua orang dan menanyakan film tersebut. Laporan tersebut kembali tembus ke pihak UPT TIM dan XXI TIM. Pengelola Operasional XXI TIM, Bambang, meyakini bahwa dua orang tersebut berasal dari pihak kepolisian.

4. Pihak UPT TIM dan XXI TIM telah menyatakan bahwa mereka tidak bertanggung jawab terhadap konten film jika panitia tetap ingin menayangkan film tersebut. Tanggung jawab sepenuhnmya berada di tangan panitia.

5. Panitia yang masih berstatus mahasiswa dan berada di bawah institusi/badan akademis dan universitas memiliki rasa tanggung jawab terhadap pihak universitas dan institusi/badan yang menaungi apabila terdapat hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dan membawa nama universitas.
(rel)


**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah

Share this:

Enter your email address to get update from ISLAM TERKINI.

Tidak ada komentar

About / Contact / Privacy Policy / Disclaimer
Copyright © 2015. Fajar Islam - All Rights Reserved
Template Proudly Blogger