Sejumlah pemuda Yahudi melecehkan wanita Palestina
AKHIR-akhir ini umat Islam diperhadapkan dengan keresahan berupa munculnya beragama pemberitaan dan penggiringan opini yang mendiskreditkan umat Islam, setidaknya itulah yang terjadi melalui piranti teknologi media sosial.
Mulai dari yang berpuasa mesti menghormati yang tidak puasa, sampai pada pencabutan perda syariah yang tersebar luas di dunia maya oleh pemerintah yang sedikit banyak membuat resah umat Islam di Indonesia.
Satu contoh yang terbaru ketika muncul logika-logika rusak yang sengaja menyudutkan umat Islam di Indonesia. Misalnya ketika muncul banyak spanduk dan pernyataan yang mengatakan, “Hormatilah Orang yang Tidak Berpuasa!”.
Belum selesai kasus ini, lalu muncul penghapusan ribuan Perda ‘berbau Syariah’ dengan menggunakan momen seorang pedagang bandel yang membuka warung di siang hari bulan Ramadhan.
Kasus ini rupanya disengaja sebagai trigger (pelatuk) untuk memberikan stigma, bahwa Perda ‘berbau syariat’ itu adalah intoleran.
Gangguan orang Kafir
Dalam sejarah perjalanan agama Islam sendiri banyak ditemukan kisah-kisah menyedihkan terkait penodaan, halangan dan gangguan keimanan dan dakwah Islam.
Setiap orang mukmin akan selalui mendapat gangguan dan rintangan dari kaum kafir. Sebagaimana banyak dialami junjungan kita, Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam.
Alkisah, setelah banyak mengalami kegagalan merayu Nabi Muhammad dan Abu Thalib, kaum kafir Quraisy mengirim seorang bernama Utbah bin Rabi’ah untuk membujuk Nabi.
“Hai Muhammad, bila kamu menginginkan harta kekayaan, saya sanggup menyediakannya untukmu, bila kamu menginginkan pangkat yang lebih tinggi, saya sanggup mengangkatmu menjadi raja, dan apabila kamu menginginkan seorang wanita cantik, saya sanggup mencarikannya, dengan syarat kamu mau menghentikan dakwah itu, ” ujar Utbah bin Rabi’ah.
Lagi-lagi Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wassllam menolak bujukan tersebut dengan tegas.
Namun orang kafir tak cukup berhenti di situ, mereka kembali melakukan tekanan dengan cara kasar terhadap Nabi agar berhenti berdakwah.
Suatu hari ketika Nabi Muhammad sedang shalat di dekat Ka’bah. Lalu datanglah Abu Jahal membawa batu besar. Batu besar tersebut akan dijatuhkan ke kepala Nabi Muhammad saat bersujud. Tiba – tiba Abu Jahal melihat seekor unta besar menerjangnya. Dan Abu Jahal pun lari dengan rasa takut.
Banyak gangguan yang dialamatkan kepada Rasulullah Muhammad dalam menjalankan dakwah. Sampai-sampai Allâh Azza wa Jalla menurunkan ayat yang berisi perintah untuk bersabar atas gangguan-gangguan orang-orang kafir.
لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.” [QS: Âli ‘Imrân/3 : 186]
Demikianlah memang cara-cara orang kafir menjungkirbalikkan akal sehat. Fakta ini semakin mengokohkan fakta bahwa Al-Qur’an adalah wahyu yang otentik dan tak terbantahkan oleh siapapun. Dan, kita sebagai umat Islam mesti tetap percaya diri, teguh dalam Islam dan tegar menghadapi ulah orang-orang kafir.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
وَمَا لَنَا أَلاَّ نَتَوَكَّلَ عَلَى اللّهِ وَقَدْ هَدَانَا سُبُلَنَا وَلَنَصْبِرَنَّ عَلَى مَا آذَيْتُمُونَا وَعَلَى اللّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ
“Dan mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah, sedangkan Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh, akan tetap bersabar terhadap gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang yang bertawakkal berserah diri.” (QS: Ibrahim [14]: 12).
Demikianlah memang waktak kekafiran, mereka amat benci kepada kaum yang berpegang teguh di atas landasan tauhid. Tidak saja kita yang hidup di zaman ini, nyaris semua kaum Nabi dan Rasul mengalami hal demikian ini.
Karenanya Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِّن قَبْلِكَ فَصَبَرُواْ عَلَى مَا كُذِّبُواْ وَأُوذُواْ حَتَّى أَتَاهُمْ نَصْرُنَا وَلاَ مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللّهِ وَلَقدْ جَاءكَ مِن نَّبَإِ الْمُرْسَلِينَ
“Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu.” (QS. Al-An’am [6]: 34).
Sekiranya orang kafir telah merasa dirinya memiliki kekuatan, maka mereka akan menggunakan ancaman sebagai cara melemahkan keimanan umat Islam.
Dalam ayat lain juga disebutkan:
قَالَ الْمَلأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُواْ مِن قَوْمِهِ لَنُخْرِجَنَّكَ يَا شُعَيْبُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ مَعَكَ مِن قَرْيَتِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا قَالَ أَوَلَوْ كُنَّا كَارِهِينَ
“Pemuka-pemuka dan kaum Syu’aib yang menyombongkan dan berkata: “Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, atau kamu kembali kepada agama kami.” (QS. Al-A’raf [8]: 85).
Namun, bagaimanapun kita tidak boleh terpancing dengan provokasi orang-orang kafir. Tetap berpikir jernih, rasional dan mengedepankan kebijaksanaan.
Sahabat Al-Khobbab Ibn Al-Arts datang menemui Nabi, mengeluhkan tentang gangguan dan fitnah-fitnah orang-orang kafir terhadap Islam dan dirinya serta saudara-saudaranya yang tertindas dan berkata; “Ya Rasulullah, tidakkah Rasulullah mohon pertolongan Allah untuk kita dan untuk kemenangan kita?”
Rasulullah Shallallahu alayhi wasallam menjawab, “Orang-orang sebelum kamu ada yang dikubur hidup-hidup, ada yang dibelah dua tubuhnya dari ujung kepala dengan gergaji, ada yang digaruk (disisir) tubuhnya dengan sisir besi yang tajam hingga terpisah daging dari tulang, tetapi semua itu tidak mampu mengeluarkan mereka dari din-nya. Demi Allah, Allah menghendaki hal itu sehingga seorang pergi dari Shon’a ke Hadramaut tanpa ada yang ditakuti kecuali Allah atau serigala yang mengancam iringan domba. Tetapi kalian terburu-buru” (HR. Bukhari).
Oleh karena itu, jangan terprovokasi dengan ulah orang-orang kafir dengan beragam media propagandanya. Mari terus tingkatkan ibadah di bulan suci Ramadhan, fokuskan untuk terus beramal sholeh mewujudkan maslahat di tengah-tengah umat.
Jika pun harus merespon, cukuplah mereka yang memang berkapasitas dan bergerak di bidang yang mungkin diimbangi. Ada MUI ada ormas Islam ada aktivis pejuang Islam, ada para pakar Muslim, biarlah cukup mereka yang menjawab Jangan semua energi umat habis tersalurkan untuk merespon olok-olokkan orang yang suka meperolok-olok umat Islam. Kecuali mereka telah menabuh genderang perang, umat Islam pantang surut ke belakang.
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
Tidak ada komentar