Sebuah harian pagi berhalauan Kristen yang terbit di Belanda, Nederlands Dagblad (ND) tanggal 15 November 2016 lalu telah memelintir berita mengenai Aksi Damai 411 yang terjadi di Jakarta.
Pada bagian awal tulisannya, ND menyitir pernyataan sinode Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) yang menegaskan adanya upaya untuk membangkitkan kebencian terhadap umat Kristen melalui serangkaian demonstrasi dan serangan.
Dalam artikel berjudul Christenhaat Indonesie yang ditulis oleh Gerhard Wilts dikabarkan, protes dari kelompok muslim konservatif berlangsung berturutan. Dimulai dari demo memprotes Gubernur Jakarta yang BERAGAMA KRISTEN, hingga serangan bom molotov di sebuah gereja di Kalimantan.
Pada bagian awal tulisannya, ND menyitir pernyataan sinode Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) yang menegaskan adanya upaya untuk membangkitkan kebencian terhadap umat Kristen melalui serangkaian demonstrasi dan serangan.
Dalam artikel berjudul Christenhaat Indonesie yang ditulis oleh Gerhard Wilts dikabarkan, protes dari kelompok muslim konservatif berlangsung berturutan. Dimulai dari demo memprotes Gubernur Jakarta yang BERAGAMA KRISTEN, hingga serangan bom molotov di sebuah gereja di Kalimantan.
Pembingkaian ND yang menyatakan bahwa serangan terhadap Gereja Kristen Oikumene di Samarinda merupakan kebencian berlandaskan keagamaan, sangatlah dangkal. Begitu pun pengabaran mengenai Aksi Damai menuntut tegaknya hukum dan keadilan atas penghinaan yang dilakukan Ahok kepada umat Islam justru dipandang sebagai bentuk kebencian dan serangan berlandaskan agama.
Tulisan ND ini secara tidak langsung justru memicu provokasi kebencian kepada umat Islam yang dianggap telah menyerang kelompok Kristen.
Telah dijelaskan berkali-kali bahwa Aksi 411 sama sekali tidak terkait dengan agama, etnik, apalagi pemilihan Gubernur dan penggulingan kekuasaan Presiden!
Pemutarbalikkan fakta media asing seperti ND inilah yang akhirnya benar-benar akan menciptakan konflik horizontal di Indonesia.
Klaim bahwa ND adalah harian yang menyajikan data yang segar dan akurat seperti yang tertulis pada laman digital mereka, rasanya perlu dipertanyakan kembali.
Bukan tak mungkin ikut "cawe-cawe"nya media Belanda ini sebagai bagian dari upaya memuluskan kerjasama terkait reklamasi dan pembangunan Giant Sea Wall yang melibatkan pemerintah Kerajaan Belanda dan Pemprov DKI Jakarta.
Begitu penting dan krusialnyakah proyek tersebut, hingga media Belanda ini tak segan memelintir Aksi yang damai menjadi sebuah Aksi yang penuh kebencian kepada Umat Kristen?
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
Tidak ada komentar