Apa hukum membaca basmallah sebelum makan?
Dari Widna
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَكَلَ أَحَدكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّه , فَإِنْ نَسِيَ فِي أَوَّله فَلْيَقُلْ : بِسْمِ اللَّه فِي أَوَّله وَآخِر
Apabila kalian hendak makan, bacalah “bismillah”, jika lupa tidak membaca basmalah di awal, bacalah, “Bismillahi fi awwalihi wa aakhirihi.” (HR. Ahmad 25733, Turmudzi 1977 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).
Dalam hadis ini ada perintah, [فَلْيَقُلْ] artinya ‘bacalah’.
Apakah perintah ini menunjukkan wajib ataukah perintah anjuran?
Ada dua pendapat ulama di sana.
Kita akan simak keterangan Imam Badruddin al-Aini, dalam kitab Umdatul Qori – syarh Shahih Bukhari,
والأمر بالتسمية عند الأكل محمول عل الندب عند الجمهور، وحمله بعضهم على الوجوب لظاهر الأمر.
Perintah membaca basmalah ketika makan dipahami sebagai perintah anjuran, menurut mayoritas ulama. sementara sebagian ulama yang lain memahaminya sebagai perintah wajib, mengingat dzahir perintah.
Selanjutnya, al-Aini menukil keterangan an-Nawawi,
وقال النووي: استحباب التسمية في ابتداء الطعام مجمع عليه، وكذا يستحب حمد الله في آخره. قال العلماء: يستحب أن يجهر بالتسمية لينبه غيره، فإن تركها عامدا أو نسيانا أو جاهلا أو مكرها أو عاجزا لعارض ثم تمكن في أثناء أكله يستحب له أن يسمي.
An-Nawawi mengatakan, “Anjuran membaca basamalah ketika memulai makan anjuran yang disepakati. Demikian pula dianjurkan untuk membaca hamdalah seusai makan.” Sebagian ulama mengatakan, ‘Dianjurkan untuk membaca basmalah dengan suara keras, dalam rangka mengingatkan yang lain. Jika dia tinggalkan secara sengaja atau karena lupa atau tidak tahu atau terpaksa atau tidak mampu karena sebab tertentu, kemudian memungkinkan untuk dia baca di tengah makan, maka dianjurkan membaca basamalah ketika itu.’ (Umdatul Qori, 21/28).
Basmalah Mengusir Setan
Salah satu manfaat besar baca basmalah adalah agar setan tidak turut makan hidangan yang kita nikmati.
Sahabat Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu menceritakan,
Apabila kami makan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak ada satupun sahabat yang berani meletakkan tangannya di makanan, sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memulainya.
Suatu ketika, kami hendak makan bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba datang gadis kecil seolah dia didorong, untuk mengambil makanan itu. Seketika tangannya langsung dipegang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tiba-tiba datang lagi orang badui, seolah dia didorong, dan tangannya langsung dipegang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Selanjutnya beliau bersabda,
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَسْتَحِلُّ الطَّعَامَ أَنْ لاَ يُذْكَرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ جَاءَ بِهَذِهِ الْجَارِيَةِ لِيَسْتَحِلَّ بِهَا فَأَخَذْتُ بِيَدِهَا فَجَاءَ بِهَذَا الأَعْرَابِىِّ لِيَسْتَحِلَّ بِهِ فَأَخَذْتُ بِيَدِهِ وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنَّ يَدَهُ فِى يَدِى مَعَ يَدِهَا
“Sesungguhnya setan memiliki kesempatan untuk mengambil makanan yang tidak dibacakan basmalah.
Setan datang dengan mendorong gadis kecil ini, agar dapat kesempatan untuk makan. Hingga aku pegang tangannya. Lalu dia datang dengan mendorong orang arab badui ini dan aku pegang tangannya. Demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya tangan setan sedang saya pegang bersama tangan gadis ini. (HR. Ahmad 23950 & Muslim 5378)
Karena itu, sekalipun mayoritas ulama menilainya sunah yang ditekankan, tidak selayaknya hal ini kita sepelekan. Jangan lupakan basmalah sebelum makan.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
Tidak ada komentar