Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Allah ta’ala memuliakan umat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah menegaskan dalam al-Quran,
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ
“Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, melakukan amar ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Ali Imran: 110)
Kemudian melalui hadisnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga banyak menegaskan bahwa umat beliau adalah umat terbaik. Dalam hadis dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أُعْطِيتُ مَا لَمْ يُعْطَ أَحَدٌ مِنَ الأَنْبِيَاءِ …وَجُعِلَتْ أُمَّتِى خَيْرَ الأُمَمِ
Aku diberi keistimewaan yang tidak diberikan nabi-nabi yang lain.., (diantaranya) umatku dijadikan sebagai umat terbaik. (HR. Ahmad 774 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth)
Kemudian, dalam hadis lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
إِنَّكُمْ تُتِمُّونَ سَبْعِينَ أُمَّةً أَنْتُمْ خَيْرُهَا وَأَكْرَمُهَا عَلَى اللَّهِ
Kalian melengkapi 70 umat, dan kalian adalah umat terbaik dan paling mulia di sisi Allah. (HR. Turmudzi 3271 dan dihasankan al-Albani)
Hari Istimewanya di Hari Terbaik
Setiap umat memiliki hari istimewa. Hari yang mereka jadikan sebagai kesempatan untuk berkumpul dalam rangka beribadah bersama. Ada yang memilih hari sabtu, seperti Yahudi, ada yang memilih hari ahad, seperti Nasrani. Dan semua itu atas pilihan pribadi mereka. Padahal manusia tidak pernah tahu, apakah hari yang terbaik dalam hidupnya.
Allah memberikan hidayah kepada ummat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Untuk ummat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah pilihkan hari jumat. Allah tetapkan hari jumat sebagai hari terbaik mereka. Hari bagi mereka untuk berkumpul bersama dalam rangka beribadah.
Dalam hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نَحْنُ الآخِرُونَ وَنَحْنُ السَّابِقُونَ ، بيد أَنَّهُمْ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِنَا ، وَأُوتِينَاهُ مِنْ بَعْدِهِمْ ، فَهَذَا الْيَوْمَ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ ، فَهَدَانَا اللَّهُ لَهُ ، فَالنَّاسُ لَنَا فِيهِ تَبَعٌ ، الْيَهُودُ غَدًا ، وَالنَّصَارَى بَعْدَ غَدٍ
Kita yang terakhir, namun yang terdepan. Padahal mereka (yahudi dan nasrani) telah mendapatkan al-kitab sebelum kita, sementara kita diberi kitab setelah mereka. Inilah hari (jumat), mereka menyimpang, tidak menjauhinya, kemudian Allah memberi petunjuk kepada kita untuk mengistimewakan hari jumat. Semua manusia mengikuti kita (umat Muhammad), orang yahudi besok (hari sabtu) dan orang nasrani besok lusa (hari ahad). (HR. Bukhari 876, Muslim 2015 dan yang lainnya).
Demikianlah cara Allah memuliakan umat islam. Hingga Allah pilihkan hari istimewa untuk mereka, jatuh pada hari paling mulia, yaitu hari jumat.
Pertama, karena hari jumat berada di urutan pertama. Sementara yahudi dan nasrani setelah kita
Kedua, hari jumat merupakan hari terjadinya peristiwa-peristiwa besar dalam kehidupan ini.
Diantara peristiwa besar yang terjadi pada hari jum’at,
Hari Allah menciptakan Nabi Adam ‘alaihissallam dan mewafatkannya.
Hari Nabi Adam ‘alaihissallam dimasukkan ke dalam surga.
Hari Nabi Adam ‘alaihissallam diturunkan dari surga menuju bumi.
Hari akan terjadinya kiamat.
Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ
“Hari paling baik dimana matahari terbit pada hari itu adalah hari jumat, pada hari itu Adam diciptakan, dan pada hari itu pula Adam dimasukkan ke dalam surga, serta diturunkan dari surga, pada hari itu juga kiamat akan terjadi, pada hari tersebut terdapat suatu waktu dimana tidaklah seorang mukmin shalat menghadap Allah mengharapkan kebaikan kecuali Allah akan mengabulkan permintannya.” (HR. Muslim 2014)
Sebagai mukmin, kita patut bangga dengan hari jumat…
Allahu a’lam.
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
Tidak ada komentar