Cuma karena mendengar musik, ada seorang perawi hadits ditinggalkan riwayatnya.
Diceritakan oleh Imam Adz-Dzahabi dalam Siyar A’lam An-Nubala’ (5: 184) bahwa Al-Minhal bin ‘Amr Al-Asadi yang meninggal tahun 110-an Hijriyah diceritakan sebagai berikut.
“Syu’bah meninggalkan periwayatan dari Al-Minhal cuma karena ia mendengar alat musik di rumahnya.”
Versi lainnya, Syu’bah pernah mendatangi rumah Al-Minhal lalu ia mendengar suara at-tunbur (sejenis alat musik) di dalam rumahnya. Syu’bah pun langsung pulang dan tidak bertanya lagi tentang hadits pada Al-Minhal. (Disebutkan dalam Adh-Dhu’afa’, 4: 237)
—
IBRAH …
Coba renungkan segitu bahayanya musik sampai membuat riwayat hadits tertolak.
Keadaan kita saat ini sudah terbiasa mendengarnya. Ada yang tidak disengaja dan berlalu begitu saja. Namun kadang kita menikmatinya dengan kesengajaan. Bahkan di gadget atau telepon genggam, kita pun enak menikmatinya.
Siapakah yang lebih hati-hati menjaga hati, mereka para ulama ataukah kita?
Ya Allah lindungilah pendengaran kami dari hal yang sia-sia. Jadikanlah pendengaran kami lebih senang untuk mendengar Kalam-Mu.
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِى وَمِنْ شَرِّ بَصَرِى وَمِنْ شَرِّ لِسَانِى وَمِنْ شَرِّ قَلْبِى وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّى
“Allahumma inni a’udzu bika min syarri sam’ii, wa min syarri basharii, wa min syarri lisanii, wa min syarri qalbii, wa min syarri maniyyi”
(artinya: Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari kejelakan pada pendengaranku, dari kejelakan pada penglihatanku, dari kejelekan pada lisanku, dari kejelekan pada hatiku, serta dari kejelakan pada mani atau kemaluanku). (HR. An-Nasa’i, no. 5446; Abu Daud, no. 1551; Tirmidzi, no. 3492. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Hanya Allah yang memberi taufik.
—
@ Flight Jogja – Makassar with Garuda, 20 Syawal 1437 H, 22.09 WITA
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
Tidak ada komentar