Assalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ustadz Yudhistira, saya ingin bertanya tentang air. Seberapa besar pengaruh pengunaan air dalam ajaran agama Islam? Mohon penjelasannya. Jazakallah.
IBU KOMARIAH/ HP.0857779596xxx
Wa’alaikum salam Warahmatullahi Wabarakatuh. Ibu Komariah yang dirahmati Allah SWT , pertanyaan ini pendek namun jawabannya panjang. Banyak ayat Al-Qura’an dan hadits nabi menjelaskan betapa Islam sangat menekankan pentingnya pengunaan air dalam beberapa ibadah.
Allah SWT berfirman “Hai anak Adam, pakailah pakaiamu yang indah di setiap memasuki masjid. Makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.“ (QS Al-A’raf [7]:31)
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakiy atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menulitkankamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS Al-Ma’idah [5]:6)
Allah juga berfirman, “Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: haid itu adalah kotoran. Oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita pada waktu haid dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci campurilah mereka di tempat yang diperintahkan oleh Allah kepadamu, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang yang taubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri. “ (QS. Al- Baqarah [2]: 222)
Kenabian Muhammad SAW telah datang dan membawa ajaran kepada umat islam untuk menjaga kebersihan dan kesucian. Kesucian di sini meluputi penyucian hati dan anggota tubuh lainnya dari perbuatan-perbuatan keji dan maksiat, serta penyucian tubuh untuk melaksanakan ibadah. Rasulullah bersabda “Sucikanlah tubuh-tubuh kalian, niscaya Allah menyucikanmu.”
Islam telah manaruh porsi perhatian yang amat besar terhadap kebersihan dan perihal bersuci. Hal yang hampir tidak didapati pada agama-agama, aliran-aliran, maupun kepercayaan lain. Perhatikan khusus yang sangat besar itu meliputi kebersihan tubuh manusia, pakaian, tempat tidur, semua makanan, minuman, tempat tinggal, masjid, bahkan lingkungan yang mengutarinya.
Islam juga menekankan berbagai pedoman dasar dalam kebersihan, upaya pencegahan dari penyakit, penyebaran, wabah, dan sebagainya.
Islam adalah agama yang agung dan sangat memperhatikan kebersihan seluruh umatnya. Petunjuk-petunjuk tentang kebersihan dan kesucian telah menjadi ajaran dan syarat utama yang harus dilakukan untuk menegakan ibadah.
Lafazh “Thaharah” (bersuci) dan berbagai “ pecahan” katanya seperti thahura-yuthahhiru-thahiran dalam kontek syariat Islam dipahami sebagai perihal pembersihan dan hadats kecil dengan berwudhu, dan pembersihan dari hadats besar dengan mandi.
Selain itu, kata “thahharah” juga dimengerti sebagai cara untuk membuang kotoran-kotoran dan najis-najis , seperti air kencing, mani, darah haid, dan nifas, atau najis – najis yang terselubung, seperti dosa-dosa yang diperbuat oleh hati maupun anggota tubuh lainya.
Ajaran ini begitu dituntut untuk ditegakan agar umat islam senantiasa dapat hidup secara bersih, tenang, indah, serta, agar terlepas dari faktor-faktor penyakit dan wabah.
Kesempurnaan dan keindahan syariat inilah yang menjadikannya dapat diterima oleh semua jiwa, sehingga manusia dapat diterima oleh semua jiwa, sehingga manusia dapat merasakan bahwa bersama islam ia akan menjadi sesuatu yang baru dan berbeda dari sebelumnya.
Seorang Muslim harusnya menjadi panutan di tengah-tengah masyarakat. Lalu pantaskah bagi seorang panutan untuk terlihat kotor dan tidak bersih secara lahir maupun batin?
Rasulullah SAW telah banyak mengajarakan secara rinci bermacam cara pembersihan dan bersuci yang harus dilakukan oleh seorang Muslim. Dijelaskan juga bahwa terdapat beberapa tabiat fitrah itu terdapat lima pada wajah, dan lima pada seluruh badan.
Diriwayatkan oleh Aisyah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Terdapat sepuluh hal di dalam fitrah, memotong kumis, memenjangkan jenggot, menggunakan siwak, menghirup air (istinsyaq), memotong kuku, memcuci sela-sela jari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, cebok, dan berkumur.“ (HR. At-Tirmidzi dan An-Nasa’i).
Para ahli fikih mengatakan bahwa istinja ‘hukumnya wajib setelah membuang air kecil dan air besar. Membersihannya dilakukan untuk menghilangkan najis dan menyucikannya.
Tak satu pun agama atau aturan lain menyamai agama Islam dalam menjaga kesucian atau kebersihan pada kemaluan. Hal ini tentu berguna untuk membunuh kuman-kuman yang dimungkinkan ada pada wilayah-wilayah tersebut.
Lebih dari itu, sunah nabi juga menganjurkan agar kita memakai wangi-wangian pada saat-saat tertentu seperti pada hari Jumat, pada setiap ibadah, seusai haid, saat berjima, saat memandikan jenazah. Selain itu, membersihkan mata dan membubuhinya dengan celak juga dianjurkan.
Dalam al-Musnand karya Al-Bazzar disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT wangi dan menyukai wawangian. Bersih dan menyukai kebersihan. Maha pemberi dan menyukai memberi, bagus dan menyukai hal yang bagus. Maka bersihkanlah halaman dan peralatanmu. Dan janganlah menyerupai orang yahudi yang suka menumpuk sampah di halam rumahnya.“ (HR At-Tirmidzi).
Semoga jawaban yang telah dipaparkan dapat bermanfaat untuk semua pembaca. Wallahualam.
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
Tidak ada komentar