logo blog

Asmaul Husna, Bagaiman Penerapan Dalam Mengamalkannya? Apakah Dengan Cara Dinyanyikan?

Asmaul Husna, Bagaiman Penerapan Dalam Mengamalkannya? Apakah Dengan Cara Dinyanyikan?


http://www.lenterakabah.com/wp-content/uploads/2016/10/Asmaul-Husna-Bagaiman-Penerapan-Dalam-Mengamalkannya-Apakah-Dengan-Cara-Dinyanyikan.jpg

“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”[QS. Al A’raaf : 180].

Bagi yg ingin berdoa/dzikir dgn menggunakan Asma’ul Husna, (sesuai perintah Qur’an surat Al A’roof : 180), maka dapat memakai kitab/buku kompilasi 3 ulama,
– Syaikh DR. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al Qohthany.
– Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani.
– Syaikh Mahmud ‘Abdurraziq Ar Ridhwani.

Buku ini disusun oleh Abu Muhammad Ibnu Shalih bin Hasbullah, terbitan Pustaka Ibnu ‘Umar. Tebal 153 halaman.

Syaikh Albani rahimahullah dalam “At Tawassul An waa’uhu wa ahkaamuhu” I/29, mengatakan, tidak mengapa dalam berdoa, bertawassul dengan menggunakan Nama2 Allah yg indah (Asmaa’ul Husna), atau dengan menggunakan sifat dari sifat2 Allah yg tinggi.
Contoh :

“Allahumma innii as-aluka bi annaka antar rohmaanur rohiimul lathiiful khobiir, an tu’aafiinii”.
Artinya :

Ya Allah, aku memohon kepada-MU, karena sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Mahalembut dan Mahamengetahui, selamatkanlah (dunia akhirat)ku.

Dalam doa tsb, seseorang (-membuat doa sendiri-) menyampaikan doanya dengan menggunakan perantara Nama-nama Allah : ar Rohmaan, ar Rahiim, al Lathiif dan al Khobiir.

Diantara zikir dan doa yg dicontohkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yg sering beliau baca yg didalamnya terdapat asma’ul husna adalah :
“Robbighfirlii wa tub ‘alayya, innaka antat tawwaabul ghofuur”,
Sebagaimana hadits Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma, ia berkata:
” Sungguh kami telah menghitung ketika kami dalam satu majlis dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa beliau seratus kali mengucapkan:
“Robbighfirlii wa tub ‘alayya, innaka antat tawwaabul ghofuur.”
Artinya:
Wahai Rabbku, ampunilah aku, terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat dan Maha Pengampun.
[Diriwayatkan Ahmad (2/21), Abu Dawud (6516), At-Tirmidzi (3434), An-Nasai didalamkitab Al-Kubra (10292), dan Ibnu Majah (3814).
atau
“Robbighfirlii wa tub ‘alayya, innaka antat tawwaabur rohiim”. [DOA & WIRID, ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas].

Adapun mewiridkan asmaul husna, seperti :
Ya Allah……………..sekian kali
Allah..Allah..Allah.. sekian kali
Hu…hu…hu..hu…… sekian kali
Ya jabbar………….. sekian kali
Ya Rahman……….. sekian kali
dan lain-lain banyak sekali wirid2 yang seperti ini, MAKA INI sama sekali tidak ada dalilnya, dan mengada-ngada dalam perkara agama.

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijZeXFTmJ1g2hSmVejxiggqIk6NIzS7MWe583bBrKzFfK2G_vf0FYrK3zRTfEbraQ782MdnbavehfmyD9RVr28mkYb1G7Zieivo6NXpNWfnB7e9LcKIBi6lRsBZRftePC__Rh-TFzvedSY/s1600/2+Ar+Rahiim.jpg

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
”Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu amalan dalam urusan agama yang bukan datang dari kami (Allah dan Rasul-Nya), maka tertolaklah amalnya itu”. (SHAHIH, riwayat Muslim Juz 5,133)
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, patuh dan taat walaupun dipimpin budak Habasyi, karena siapa yang masih hidup dari kalian maka akan melihat perselisihan yang banyak. Maka berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah pada Khulafaur Rasyidin yang memberi petunjuk berpegang teguhlah kepadanya dan gigitlah dia dengan gigi geraham kalian. Dan waspadalah terhadap perkara-perkara yang baru (yang diada-adakan) kepada hal-hal yang baru itu adalah kebid’ahan dan setiap kebid’ahan adalah kesesatan”. [SHAHIH. HR.Abu Dawud (4608), At-Tirmidziy (2676) dan Ibnu Majah (44,43),Al-Hakim (1/97)]

“Sesungguhnya Syetan telah berputus asa untuk disembah dinegri kalian, tetapi ia senang ditaati menyangkut hal selain itu diantara amal perbuatan yang kalian anggap sepele, maka berhati-hatilah. Sesungguhnya aku telah meninggalkan/mewariskan pada kalian apa2 yang jika kalian berpegang teguh padanya, maka kalian tidak akan sesat selamanya, yaitu kitab Allah dan Sunnah NabiNya” (HASAN, riwayat Bukhari, Muslim, Al Hakim, Adz zahabi, Albani)

Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Akan datang pada akhir umatku orang-orang yang menyampaikan kepada kalian apa-apa yang tidak pernah kalian dengar dan tidak pernah didengar oleh bapak-bapak kalian, maka waspadalah kalian dari mereka!” [SHAHIH. HR. Muslim 1/12]


**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah

Share this:

Enter your email address to get update from ISLAM TERKINI.

Tidak ada komentar

About / Contact / Privacy Policy / Disclaimer
Copyright © 2015. Fajar Islam - All Rights Reserved
Template Proudly Blogger