Pada suatu hari, raja mengundang Ahmad Al Yatim ke hadapannya. Sang raja berkata, “temuilah si pelayan yang bernama Fulan dan katakan padanya, “Sang Raja memberimu sesuatu.” Ahmad Al Yatim menuruti perintah raja dan pergi ke tempat pelayanan yang dimaksud. Namun di tengah jalan dia bertemu dengan beberapa pelayan istana yang sedang bertengkar. Mereka menginginkan Ahmad Al yatim menjadi penengah diantara mereka atas perkara yang mereka perselisihkan. Namun ia meminta maaf dan berkata, “aku sedang ditugasi untuk menyampaikan keperluan raja.” mereka mendesak, “kami dapat mengutus si fulan sebagai penggantimu untuk melaksanakan tugasmu dengan demikian engkau bisa menyelesaikan perkara kami.” Ahmad mengabulkan permintaan mereka kebetulan yang mereka utus adalah pelayan yang pernah berzina dengan si selir. Ketika pemuda itu sampai ke tempat pelayan senior, pelayan senior membawanya ke tempat yang telah dipersiapkan lalu memenggal leher orang itu. ia pun memotong kepala si pelayan tanpa disangka-sangka oleh pemuda itu. Setelah itu ia Letakkan potongan kepala di atas nampan dan menutupinya, kemudian membawanya ke hadapan raja.
Ketika sang raja melihat nampan, ia membukanya dan melihat kepala itu bukan kepala Ahmad Al yatim sang raja memanggil Ahmad al-Yatim dan menanyakan apa yang telah ia lakukan. Maka Ahmad menceritakan semua yang terjadi. Sang raja bertanya, “Apakah engkau mengetahui dosa pelayan ini?”. Ahmad menjawab, “Benar ia telah berbuat selingkuh dengan si selir, saat aku pergi, mereka berdua minta kepadaku atas nama Allah agar aku merahasiakannya.” setelah mendengar hal itu sang raja memerintahkan untuk membunuh selir.
Ahmad Al Yatim kembali dipercaya dihormati dan disayang oleh raja seperti semula. Inilah akhir dari kejujuran dan akhir dari penghianatan. sebagaimana yang telah disebutkan Allah dalam firman-Nya:
“Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran). Karena kesombongan (mereka) di bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri. Mereka hanyalah menunggu (berlakunya) ketentuan kepada orang-orang yang terdahulu. Maka kamu tidak akan mendapatkan perubahan bagi ketentuan Allah, dan tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi ketentuan Allah itu”. (QS Al Fathir: 42-43)
(Yakhsyaa/BersamaDakwah)
Lentera Kabah
Tidak ada komentar