DOKTER merupakan salah satu profesi yang mulia. Keberadaannya begitu dibutuhkan oleh banyak orang. Apalagi di masa sekarang ini, banyak orang yang mengalami berbagai macam penyakit yang berbeda. Dan mereka tak bisa menanganinya seorang diri, melainkan membutuhkan ahlinya. Dan dokterlah orangnya.
Menjadi seseorang yang dibutuhkan oleh banyak orang, maka sebagai seorang Muslim pula, ia harus memiliki sifat yang mencerminkan seorang Muslim. Terutama terhadap pasien yang berobat padanya. Sifat apa sajakah itu?
1. Memiliki Rasa Cinta Kasih
Rasa cinta kasih adalah cahaya yang timbul dari hati yang terdalam, dia akan dapat menyinari orang lain, alam semesta dan segala sesuatu. Cahaya itu kemudian memantul kepada dirinya dan limpahan kepadanya kejernihan, kerelaan dan kemantapan. Ajaran Islam sangat menekankan menyintai sesama.
2. Keharusan Bersikap Benar dan Jujur
Benar dan jujur bagi seorang dokter yang selalu berkomunikasi dengan masyarakat merupakan keharusan agar mendapat kepercayaan dari pasien dan masyarakat. Yang dimaksud dengan benar dan jujur di sini adalah sifat yang komprehensif mempunyai banyak makna, termasuk menepati janji dan menunaikan amanah.
Al-Qur’an sangat menekankan bersikap benar dan jujur, di antaranya terdapat dalam firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar,” (QS. At-Taubat: 119).
Orang yang tidak amanah dan tidak menepati janji sangat dikecam dalam hadis Nabi ﷺ, “Tidak ada iman bagi orang yang tidak memelihara amanah, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menunaikan janjinya,” (HR. Ahmad).
3. Rendah Hati (Tawadhu)
Setiap orang, terutama orang yang melayani kepentingan umum termasuk dokter dituntut bersifat rendah hati. Sifat yang sering menyebabkan seseorang dijauhi dalam pergaulan biasanya karena kesombongan dan keangkuhan. Kesombongan dan keangkuhan biasanya lahir karena ada perasaan, ilmu, atau pengaruhnya. Ajaran Islam sangan mengecam perbuatan angkuh dan sombong. Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong,” (QS. An-Nahl: 23).
Di sisi lain dijelaskan Allah akan mengangkat derajat orang yang merendahkan diri (tawadhu). Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa merendahkan diri karena Allah satu derajat maka Allah mengangkatnya satu derajat sehingga menjadikannya dalam kelompok ‘iliyyin (surga yang tinggi), dan barangsiapa takabur atas Allah satu derajat, menjadikannya dalam kelompok kaum yang rendah (neraka),” (HR. Ahmad).
4. Keadilan dan Keseimbangan
Dokter termasuk orang yang paling banyak berurusan dengan masalah manusia dan kemanusiaan. Kehidupan seseorang, termasuk dokter sangat ditentukan oleh kualitas hubungan dengan masyarakat itu. Ajaran Islam sangat menekankan berlaku adil dan berkeseimbangan dalam berbagai urusan, tidak berlebihan atau over acting, dalam gaya hidup, khususnya dalam masalah tarip praktek dan bayaran sehingga mengurangi dan menodai prinsip-prinsip yang mesti dijunjung tinggi sebagai pelayan masyarakat.
Allah berfirman, “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu,” (QS. Al–Baqarah: 142).
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
Tidak ada komentar