Pertanyaan:
Assalamu’alaikum. Ustadz mau tanya:
Ada mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsinya, dia telah berbohong dengan mengaku kepada dosen pembimbingnya bahwa dia telah melakukan penelitan di 2 sekolah, padahal kenyataannya hanya 1 sekolah saja. Dia juga telah merekayasa nilai hasil penelitian. Hal itu dia lakukan karena terpaksa. Sebelumnya ia telah berkosultasi kepada orang/teman yang salah.
Setelah mengetahui bahwa saran temannya itu salah, pada saat itu dia sudah bab 3. Dia ingin ganti judul karena dia tidak mau berbohong, tapi dia bingung karena waktu mngajukan judul, dosen pembimbing menyurh ganti judul tapi ia ngotot dengan judulnya itu, akhirnya disetujui oleh dosennya.
Kalau harus ganti judul dan mengulang penelitian apa yang harus dikatakan kepada dosennya Ustadz? Karena dosennya itu termasuk orang yang perfeksionis dan melihatnya saja sudah membuat deg-degan, apalagi berbicara padanya untuk ganti judul.
Mohon sarannya Ustadz, apa solusi terbaik dalam hal ini?
Syukron
Dari: Nina
Jawaban:
Wa’alaikumussalam
Alhamdulillah kalau dia sudah mengaku berbohong, itu mrupakan permulaan yang bagus.
Sekarang saatnya dia jujur kepada dosen pembimbingnya, untuk mengutarakan alasan ia mau mengganti judul.
Perkataan Anda “dia melakukan dengan terpaksa” harus dipertanyakan lagi, apa maksud terpaksa itu? Apakah dia akan dibunuh kalau tidak berbohong? Kalau cuma jadi telat lulus, maka itu bukan keterpaksaan yang dilegalkan syariat untuk berbohong.
Semoga Allah memudahkan urusan teman Anda dan memberinya kekuatan untuk bersikap jujur. Kebenaran itu harus diucapkan meskipun hal itu terasa pahit. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قل الحق ولو كان مرا
“Katakanlah yang benar itu meskipun pahit.”
Posisi teman Anda saat ini sangat tepat mengamalkan perintah nabi di atas. Dan ingatlah Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan menyia-nyiakan seseorang yang menaati perintah Rasul-Nya. Bisa jadi dia terhambat lulus, namun di masa yang akan datangkan Allah lapangkan pintu rezekinya, cepat mendapat pekerjaan, dan kemudahan-kemudahan lainnya.
Dijawab oleh Ustadz Muhammad Yasir, Lc.
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
Tidak ada komentar