Bung Karno, dengan tongkat komandonya berjalan kaki melintasi koridor masjid. Para pengawal correct menjaga Presidennya, lantas mengiringkannya masuk ke dalam masjid.
Mereka pun shalat secara berjamaah. Selesai shalat, Bung Karno berdoa sejenak. Tampak di sebelah kiri Bung Karno adalah Roeslan Abdulgani. Diplomat muda, pahlawan pada pertempuran heroik 10 November 1945 di Surabaya. Ia kemudian diangkat menjadi Menteri Luar Negeri, dan termasuk tokoh di balik Konferensi Asia Afrika Bandung yang bersejarah itu. Roeslan Abdulgani wafat 29 Juni 2005 dalam usia 91 tahun.
Sejurus kemudian, Bung Karno bangkit berdiri lagi untuk kembali melaksanakan shalat sunah dua raka'at. Anggota rombongan lain, ada yang mengikuti Bung Karno shalat sunah, ada yang tekun berdzikir, ada pula yang beringsut mundur, dan menunggu di luar masjid.
Seperti umumnya jemaah masjid, begitu pula Bung Karno. Di dalam masjid, tidak ada presiden, tidak ada menlu, tidak ada pejabat. Yang ada hanya imam dan makmum. Begitu pula usai shalat, Bung Karno dengan santai duduk di tangga masjid untuk mengenakan sepatu, seperti halnya jemaah yang lain.
Akhirnya, mereka kembali melanjutkan protokol kunjungan kenegaraannya. Antara lain menggelar pembicaraan bilateral dengan Presiden Dwight Eisenhower yang dikisahkan "kurang mesra". [source: rosodaras.wp.com]. PENTINGNYA SHALAT
Shalat sangat penting dalam agama Islam, mengingat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Islam dibangun di atas lima perkara, yaitu syahadat (persaksian) bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah, serta berpuasa pada bulan Ramadhan." (dari Abdullah ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma).
"Sesungguhnya pembatas antara seseorang dengan kesyirikan serta kekufuran adalah meninggalkan shalat." (HR.Muslim dalam Kitabul Iman dari sahabat Jabir ibn Abdillah).Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya):
1. Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, 2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya, 3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, 4. dan orang-orang yang menunaikan zakat, 5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, 6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki,[550]maka sesungguhnya mereka tidak tercela. 7. Tetapi barang siapa mencari yang di balik itu (zina dan sebagainya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. 8. Dan (sungguh beruntung) orang-orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya. 9. serta orang-orang yang memelihara shalatnya. 10. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, 11. (yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. [QS. Al-Mu'minuun 23].
[550] Hamba sahaya (budak) yang didapat dalam peperangan dengan orang kafir yang suaminya telah tewas atau tidak ikut tertawan bersamanya, bukan budak yang didapat di luar peperangan agama.**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
Tidak ada komentar