Pertanyaan , bismillah apa hukum bermain biliard ?
Dari Ibnu
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Berikut keterangan dari Lembaha Fatwa Syabakah Islamiyah tentang hukum bermain biliar,
فإن ممارسة لعبة ( البلياردو) إن كانت على مال فلا تجوز وتعتبر حينئذ قماراً
Permainan biliar, jika menggunakan taruhan uang, hukumnya tidak boleh dan termasuk judi.
وإن كانت على غير مال وخلت من القمار فيجب أن يراعى فيها عدة ضوابط.
1- أن لا تشغل عن ذكر الله وعن الصلوات المفروضة.
2- أن يلتزم اللاعبون بتعاليم الإسلام بحيث لا تكون اللعبة وسيلة للنزاع أو الخصومة، أو التعصب، أو السباب والشتائم، أو اللجوء إلى الحيل والخداع للحصول على الفوز.
3- أن يكون لهذه اللعبة نفع أو فائدة تعود على لاعبيها في الغالب، وأن لا يكون الهدف منها هو تضييع الأوقات فقط.
فإذا تحققت هذه الضوابط في هذه اللعبة جاز ممارستها.
Jika tidak menggunakan taruhan uang, dan tidak ada unsur perjudian apapun, maka ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam permainan ini,
Tidak boleh menyibukkan orang hingga lupa berzikir kepada Allah dan melalaikan shalat wajib.
Para pemain harus menerapkan prinsip-prinsip islam, dimana permainan ini tidak boleh menjadi pemicu perselisihan, permusuhan, fanatisme, saling mencela, atau memicu orang untuk menipu agar bisa menang.
Permainan ini harus ada unsur manfaat yang kembali kepada pemain sendiri, dan jangan sampai tujuan utamanya hanya untuk buang-buang waktu semata.
Jika semua batasan di atas dipenuhi dalam permainan tersebut, hukumnya boleh dilakukan.
أما بخصوص فتح محل للبلياردو، فإذا تمكن من يريد فتح المحل من الالتزام بتحقيق ضوابط اللعبة بحيث يوقف اللعب ويغلق المحل أثناء إقامة الصلوات المفروضة، مع إلزام اللاعبين بالصلاة، ومنع اللاعبين من اللعب على القمار، وكذا السباب والشتائم…إلخ. مع تحقيق باقي الضوابط جاز له فتح ذلك المحل ، وإن لم يستطع فلا يجوز له ذلك. والله أعلم.
Khusus untuk orang yang membuka fasilitas permainan biliar, jika memungkinkan baginya untuk menerapkan semua prinsip di atas, dimana dia siap menghentikan dan menutup tempat permainan ketika waktu shalat wajib, sanggup memerintahkan para pemain untuk shalat, sanggup melarang para pemain untuk menggunakan taruhan, termasuk melarang adanya ungkapan celaan dan ejekan…dst. termasuk menerapkan semua aturan lainnya, maka hukumnya boleh baginya untuk membuka fasilitas biliar.
Namun jika dia tidak mampu mewujudkan aturan itu, maka tidak boleh baginya membuka fasilitas biliar.
Allahu a’lam
Sumber:
http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=9146
Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits
**| republished by Lentera Kabahأما بخصوص فتح محل للبلياردو، فإذا تمكن من يريد فتح المحل من الالتزام بتحقيق ضوابط اللعبة بحيث يوقف اللعب ويغلق المحل أثناء إقامة الصلوات المفروضة، مع إلزام اللاعبين بالصلاة، ومنع اللاعبين من اللعب على القمار، وكذا السباب والشتائم…إلخ. مع تحقيق باقي الضوابط جاز له فتح ذلك المحل ، وإن لم يستطع فلا يجوز له ذلك. والله أعلم.
Khusus untuk orang yang membuka fasilitas permainan biliar, jika memungkinkan baginya untuk menerapkan semua prinsip di atas, dimana dia siap menghentikan dan menutup tempat permainan ketika waktu shalat wajib, sanggup memerintahkan para pemain untuk shalat, sanggup melarang para pemain untuk menggunakan taruhan, termasuk melarang adanya ungkapan celaan dan ejekan…dst. termasuk menerapkan semua aturan lainnya, maka hukumnya boleh baginya untuk membuka fasilitas biliar.
Namun jika dia tidak mampu mewujudkan aturan itu, maka tidak boleh baginya membuka fasilitas biliar.
Allahu a’lam
Sumber:
http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=9146
Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits
Lentera Kabah
Tidak ada komentar