Oleh: Silmi Kafhah
Bandung
SEJUMLAH elemen masyarakat, khususnya di DKI Jakarta terus menyuarakan penolakannya terhadap Ahok sebagai pemimpin. Berbagai kelompok masyarakat seperti forum RT/RW, warga yang tergusur Luar Batang dan Rawajat juga sudah menyatakan penolakannya terhadap Ahok.
Selain nonMuslim, Ahok juga arogan dan banyak merugikan rakyat kecil dan justru lebih membela kaum kapatalis. Ahok tega melakukan penggusuran Luar Batang dan Rawajati sementara itu Ahok mendukung melakukan reklamasi pantai yang menguntungkan kalangan investor dan orang-orang kaya.
Penolakan umat islam terhadap Ahok tentu didasarkan pada keharaman memilih pemimpin kafir. Seolah membela Ahok, kini bermunculan berbagai penafsiran tentang kafir. Hal ini dapat membahayakan dan mengacaukan ajaran fundamental dalam islam. Sungguh memprihatinkan bila muncul tanggapan terhadap keharaman pemimpin kafir dengan cara memutarbalikan hukum islam. Banyak istilah yang kini bermunculan di tengah-tengah kita contohnya: kufur ekonomi,kufur politik,dan lainnya.
Istilah inilah yang digunakan oleh “seseorang” untuk memanipulasi ayat-ayat Al-Qur’an dan membajak pendapat para ulama guna mendapatkan kepentingan dalam membela kelompoknya, memperkaya diri, serta membela demokrasi. Orang-orang seperti inilah yang sebenarnya telah mempolitisi agama dengan cara mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram. Padahal ancaman dari Allah SWT terhadap kaum ini amat keras. Allah SWT berfirman : “Janganlah kalian mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidah kalian secara dusta, “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung,” (QS.An-Nahl[16]:116).
Umat sepatutnya mewaspadai orang-orang alim yang keji seperti ini. Merekalah yang telah diwanti-wanti oleh Rasulullah untuk diwaspadai karena menjual agama kepada penguasa hanya demi uang/materi. Rasulullah saw bersabda: “Celakalah umatku karena ulama jahat yang mengambil ilmu ini sebagai perdagangan. Mereka menjual ilmunya kepada penguasa pada zamannya untuk memperoleh keuntungan untuk dirinya. Allah tidak akan memberikan keuntungan pada perdagangan mereka!”(HR ad-Dailami).
Kerusakan dan kesengsaraan yang terjadi saat ini di Negara kita semata-mata hanya karena sistem demokrasi yang diterapkan di negeri ini. Demokrasi tidak akan pernah memberikan kesempatan kepada umat untuk memiliki pemimpin yang bertakwa yang akan menerapkan syariah islam secara kaffah (total).
Karena itu kita hanya membutuhkan pemimpin muslim yang memberlakukan hukum-hukum Allah demi memecahkan segala permasalahan di negeri ini. Kepemimpinan seperti itu hanya ada dalam sistem khilafah islamiyyah yang menerapkan islam secara kaffah. Allah swt berfirman: “ Sungguh, (yang Allah perintahkan) inilah jalan-Ku yang lurus. Karena itu, ikutilah jalan ini, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan lain sehingga akan mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya yang demikian telah Allah perintahkan agar kalian bertakwa (TQS AL-An’am [6]:153).
Oleh karena itu, marilah kita sebagai umat islam untuk membantu mengembalikan kembali tegaknya khilafah islamiyyah agar kesengsaraan di negeri ini sirna. Wallahu’alam bi ash-shawab
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
Tidak ada komentar