Allah itu fa'aal lima yuriid (berbuat sekehendaknya), istilah pop nya "semau gue."
Jadi yang hidupnya ingin "semau gue" mau menandingi Tuhan. Sebab, hanya Allah yang boleh bersikap "semau gue" itu pun tanpa ada kezaliman di dalamnya.
Sejarah kenabian hampir dipastikan isinya "semau gue"nya Tuhan. Seperti Po yang tiba-tiba didaulat menjadi Dragon Warrior oleh Oogway, bukannya Tigres atau yang lainnya.
Iblis agak kecele, ketika ternyata khalifah di muka bumi ternyata Adam a.s, bukan Jibriel, Mikail, atau pun dia. Bahkan mereka semua disuruh bersujud hormat pada "makhluk kemarin sore" itu. Ya, suka-suka Allah, tetapi suka-sukanya Allah tetap dalam bingkai "aliimun hakiim" maha mengetahui dan bijaksana.
Qabil kecele juga, kenapa dia yang gantengan diminta nikah sama Labudza yang kurang cantik sementara Habiel dijodohkan dengan Ikriima yang jelita. Kaum Nuh juga sedikit bingung, kenapa Rasul Allah itu dari golongan rendahan di antara mereka "mustadh'afin".
Terlalu banyak kalau mau diceritakan "semau gue" nya Allah itu. Thalut yang miskin ditunjuk jadi raja Bani Israel, Jalut yang besar dikalahkan Dawud yang masih ABG, Namrud yang perkasa dimatikan oleh nyamuk yang masuk ke hidung dan otaknya, Firaun membunuh jutaan bayi demi mencegah si putih hitam yang lembut Po terlahir menghancurkan Pangeran Shen dari Gongmen City. Eh, maaf demi mencegah bayi yang menghancurkan kerajaannya tapi malah bayi yang dicarinya lolos dan diasuh di kamarnya dia sendiri, itulah Musa.
Bagaimana Bani Israel ngebet ingin nabi akhir zaman lahir dari kalangan mereka sampai rela pindah ke Yatsrib dan selalu dipamerin saat perang dengan Aus dan Khazraj, eh malah "jebulnya" di kampung pisan yang jauh dari peradaban Roma dan Persia, kampung orang-orang yang belum bisa baca tulis blass. Betul-betul munculnya Rasulullah unpredictable, gak ada yang nyangka munculnya di kampung yang katakanlah saat itu masih separuh badawi bila dibandingkan peradaban Roma, Persia, atau India kala itu.
Ada lagi? Banyak, dibikinlah Dajjal yang diberinya izin menghidupkan yang mati tapi untuk betulin matanya yang "mlocot" kayak buah anggur tidak bisa termasuk menghapus kata ka-fa-ra dari jidatnya juga ga bisa.
Apa pesan dari makna Fa'aal Lima Yuriid ini?
Pesannya, ente jangan minderan kalau bersama Allah walau kondisi saat ini lagi blangsak se blangsaknya, ambruk se ambruk-ambruknya, terpuruk se terpuruk-puruknya, jomblo se jomblonya, Allah punya sifat Fa'aal lima Yuriid kok. Peduli amat ente pantes atau tidak pantes jadi orang mulia, kalau Dia yang lagi mau petruk bisa jadi raja, yang gak pantes, Dia yang mantesin. Yang gak layak, Dia bikin layak. Kun Fa Yakun, kalau kata guru Oogway pada Shifu saat Tigres salah mengantarkan surat dalam mengumpulkan pendekar pilihan, "kebetulan atau takdir?".
Kabar baiknya, doa bisa mengubah catatan qadarnya Allah s.w.t, kabar baiknya lagi Allah itu maha pemurah.
Hidup ini memang pilihan, seperti Red yang tak percaya dengan cita-cita Andy Dufrense untuk bisa hidup enak di pantai yang indah sementara saat itu mereka dalam penjara. Seperti Red yang bahkan tak berani lagi berharap sebab harapan adalah menyakitkan. Andy Dufrense memberi pilihan "menunggu mati dalam keputus-asaan atau hidup dalam harapan." Allah sangat menyukai harapan dari orang yang dalam keadaan sudah tidak ada harapan. Seperti doa Yusuf dalam gelapnya sumur seorang diri, atau rintihan Yunus a.s dalam kegelapan malam, kegelapan lautan dan kegelapan perut ikan. Begitu Pak Nana, guru kami berpesan, "gantungkanlah cita-citamu setinggi sidratul muntaha".
Selamat Hari Santri
In memoriam Husnul Khatimah 95
(Rudi Wahyudi)
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
Tidak ada komentar