logo blog

Penggali Sumur Zam-Zam Dalam Sejarah

Penggali Sumur Zam-Zam Dalam Sejarah

http://www.lenterakabah.com/wp-content/uploads/2016/08/1471316998_71_Seorang-Insinyur-Kimia-Terkejut-Saat-Meneliti-Mengapa-Air-Zamzam-Tidak-Pernah-Kering.jpg

AIR Zam-zam merupakan bukti kekuasaan Allah dan begitu istimewa. Bagaimana tidak, sumur ini keberadaannya sudah ada sejak kehidupan Nabi Adam alaihissalam. Namun hingga saat ini, sumur ini tidak pernah berhenti mengalir.

Zam-zam memang menjadi air yang istimewa di muka bumi. Sejak awal tercipta, sumur ini tidak pernah kering dan terus mengalir meski dikonsumsi jutaan manusia. Namun, tidak banyak yang tahu siapa sebenarnya yang menggali sumur ini.

Kisah yang beredar selama ini mengatakan jika air Zam-zam memancar dari kaki mungil Ismail yang menggesek-gesekannya ke tanah. Kemudian muncul lah mata air sama-sama tersebut.

Namun berdasarkan hadist Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam, sumur zam-zam digali oleh seorang Malaikat Allah. Malaikat tersebut menggali Zam-zam dengan tumit (sayapnya) hingga terpancarlah air zam-zam dari tempat itu.

“Ini adalah kejadian yang mendasari tradisi jemaah haji berjalan antara Safa dan Marwah. Ketika Siti Hajar (r.a.) mencapai bukit Marwa (untuk terakhir kali), ia mendengan sebuah suara, kemudian ia diam dan mendengarkan dengan penuh perhatian. Ia mendengar suatu itu terus-menerus dan berkata, “Wahai (siapapun engkau)! Engkau telah membuatku mendengarkan suaramu; apakah kamu memiliki sesuatu yang dapat membantuku?” Dan ajaib! Ia melihat satu malaikat di lokasi Zam-Zam, sedang menggali tanah dengan tumitnya (atau sayapnya), hingga airnya memancar dari tempat itu. Ia lalu membentuk tangannya seperti mangkuk, dan mulai mengisi tempat air minumnya yang terbuat dari kulit dengan air menggunakan tangannya, dan air itu lalu mengalir keluar setelah dia menciduk sebagian di antaranya.” (Hadist Sahih Bukhari: Volume 044, Kitab 055, Hadits 583)

Air yang keluar ini sangat banyak, sehingga Siti Hajar mencoba membendungnya. Ia kemudian berkata “”Zam, Zam, Zam” yang berarti ‘Stop, stop, stop’.

“Jika ia (Siti Hajar) telah meninggalkan air itu, (mengalir secara alami tanpa campur tangannya), maka air itu akan mengalir di atas permukaan bumi.” (Sahih Bukhari: Volume 044, Buku 055, Hadits 583)

Sementara itu Imam Ibnu Qayyim al-Jawziyyah mengatakan: “Air zam zam adalah yang terbaik dan paling mulia dari semua air, yang tertinggi kedudukannya, yang paling berharga, paling mulia dan paling bernilai bagi manusia. Sumur Zam Zam digali oleh malaikat Jibril dan airnya yang Allah gunakan untuk memadamkan rasa haus Ismail a.s.”

Dikutip dari infoyunik.com, kisah terciptanya mata air zam-zam bermula saat Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan Nabi Ibrahim untuk membawa Istri dan anaknya ke sebuah gurun pasir yang gersang dan tandus. Tidak ada penghuni di sekitar gunung tersebut.

Hal ini cukup membuat Siti Hajar terkejut. Namun Ia adalah istri yang taat kepada Allah dan suaminya. Sehingga tidak menolak dengan perintah tersebut.

“Apakah ini perintah Tuhan mu?”
“Iya” jawan Nabi Ibrahim
“Jika begitu maka pergilah, karena Allah pasti akan menjaga ku dan Ismail”

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWH89x3h0iJlvTxIZ6aEGyNzoycjHs1MFHzx2hYt-Gu5lOKoOwfBPYc33AJ4XrysiA2vbB7ePkPp74PyhgrahPmAUwRrxU1zggqH6tVenQEYcH0CTKjLZqjmNJLfztlqHIB4-Vc78hxiY/s1600/2.JPG

Lalu pergilah Nabi Ibrahim dengan hati yang begitu berat. Maka mulailah penderitaan dialami oleh SitI Hajar dan Nabi Ismail. Ketika persediaan kurma sudah menipis, persediaan air pun sudah tidak ada lagi. Siti Hajar semakin cemas mendengar tangisan Ismail yang sedang kehausan.

Siti Hajar lalu meninggalkan Nabi Isma’il kecil dan berlari ke Bukit Shafa untuk melihat apakah ada orang yang melintas dan bisa memberikan mereka minum? Ternyata, tidak ada satu orang pun yang terlihat. Siti Hajar pun berlari kembali menuruni lembah dan pergi ke Bukit Marwah. Dari atas bukit Marwah pun, tidak ada seorang pun yang bisa menolongnya. Ibunda Nabi Isma’il ini kembali berlari ke arah Bukit Shafa, kemudian kembali ke Bukit Marwah. Beliau melakukan hal itu sampai tujuh kali untuk mencari bantuan. Inilah tradisi jemaah haji berjalan antara Safa dan Marwah atau disebut Sai.

“Air zamzam bermanfaat untuk apa saja yang diniatkan ketika meminumnya. Jika engkau minum dengan maksud agar sembuh dari penyakitmu, maka Allah menyembuhkannya. Jika engkau minum dengan maksud supaya merasa kenyang, maka Allah mengenyangkan engkau. Jika engkau meminumnya agar hilang rasa hausmu, maka Allah akan menghilangkan dahagamu itu. Ia adalah air tekanan tumit Jibril, minuman dari Allah untuk Ismail. (HR Daruqutni, Ahmad, Ibnu Majah, dari Ibnu Abbas). Wa Allahu A’lam.



**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah

Share this:

Enter your email address to get update from ISLAM TERKINI.

Tidak ada komentar

About / Contact / Privacy Policy / Disclaimer
Copyright © 2015. Fajar Islam - All Rights Reserved
Template Proudly Blogger