DALAM Tarbiyah Jihadiyah, Dr ‘Abdullah ‘Azzam menyebutkan ada ulama’-ulama’ yang mengambil peran sebagai pengabur pemahaman umat. Mereka mengeluarkan fatwa demi harta dan takut pada rezim penguasa.
Suatu ketika, tatkala Sayyid Quthb akan digantung oleh rezim penguasa zalim, didatangkanlah seorang laki-laki yang terkenal dengan keulama’-annya. Laki-laki itu ditugaskan untuk membimbing Sayyid Quthb mengucapkan kalimat thayyibah di akhir hayatnya.
“Sayyid Quthb?” tanya si lelaki-laki itu.
“Iya,” tegas Sayyid Quthb.
“Lafalkanlah Asyhadu an-laa ilaha illallaah,” tutur si laki-laki.
“Sampai Tuan juga turut campur? Tuan datang untuk melengkapi sandiwara ini?” tanya Sayyid Quthb pada lelaki itu dengan sinis.
“Ketahuilah, wahai Tuan. Kami dihukum karena kami mengucapkan (memperjuangkan) Laa ilaha illallaah. Sedangkan Tuan-tuan makan roti dengan menjual Laa ilaha illallah.”
Peristiwa semisal itu, akan berulang. Senantiasa ada, hingga akhir zaman kelak.
Berhati-hatilah. Kenalilah dengan baik orang-orang yang di-ulama’-kan di sekitar kita. Lihat pemahaman dan pengajarannya. Amati kehidupan sehari-harinya. Jangan sampai kita mengikuti, padahal ia termasuk ulama’ yang menjual Islam demi sekerat roti untuk menghilangkan lapar di perutnya. Na’udzubillah.
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
Tidak ada komentar