logo blog

Waspadai Pekerja China di Indonesia, Ingat Sejarah Penjajahan Tibet

Waspadai Pekerja China di Indonesia, Ingat Sejarah Penjajahan Tibet

 Pemerintah dan masyarakat harus waspada dengan kehadiran tenaga kerja asing (TKA) asal China di Indonesia. Pasalnya ada sejarah kelam yang dialami bangsa Tibet, yang pada awal kehancurannya itu juga menampung banyaknya pekerja asal China.



 
"Bagaimana Tibet yang akhirnya bisa dikuasai China, padahal Tibet sebelumnya punya nilai dan kultur tersendiri. Ternyata karena diawali banyak proyek di Tibet dikerjakan oleh pekerja China dan ternyata mereka itu adalah tentara merah dari partai komunis China yang ingin menguasai Tibet. Dan upaya invasi itu sukses," ujar Mantan Menteri Kehutanan MS Kaban kepada Suara Islam Online, Rabu (28/9/2016).
 
Menurutnya, sejarah penjajahan tersebut harus menjadi pengingat agar Indonesia tidak bernasib seperti Tibet di kemudian hari. Kata Kaban, adanya tenaga kerja China yang masuk ke Indonesia yang karena seleksi ketenagakerjaannya longgar maka peluang seperti yang terjadi di Tibet itu sangat mungkin. 
 
"Apalagi China memiliki kader partai komunis yang menjadi tentara merah itu jumlahnya puluhan juta orang. Nah kalau diantara pekerja China yang ada di Indonesia itu ternyata ada tentara merahnya itu siapa yang tahu? sementara kita juga tidak punya data mereka disana," jelasnya.
 
Jadi, kata Kaban, kecurigaan dan kewaspadaan terhadap hal tersebut adalah wajib, apalagi kita punya pengalaman tahun 65 bahwa yang mendukung pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) itu adalah China. 
 
"Maka dari itu, kita harus berfikir komprehensif, China yang punya jumlah penduduk yang melimpah ruah yang memiliki keterbatasan sumber daya maka pasti melakukan ekspansi mencari-cari sumber daya yang salah satunya Indonesia," katanya.
 
"Dan kalau kita mewaspadai gerak gerik orang China itu wajib, karena orang asing yang masuk ke negara China juga tidak gampang, pengawasannya sangat ketat. Jadi kenapa kita juga tidak melakukan hal-hal yang sifatnya keamanan seperti itu. Dan itu wajar karena negara berdaulat harus melakukan itu," tandas Kaban.
 
red: adhila

**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah

Share this:

Enter your email address to get update from ISLAM TERKINI.

Tidak ada komentar

About / Contact / Privacy Policy / Disclaimer
Copyright © 2015. Fajar Islam - All Rights Reserved
Template Proudly Blogger