logo blog

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Membangunkan Seluruh Anggota Keluarga Untuk Melaksanakan Qiyâmullail

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Membangunkan Seluruh Anggota Keluarga Untuk Melaksanakan Qiyâmullail


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil6BwOekneP5WQkpbHfCYEENvs7FibDopbBkHHQXDAPCbtZIoRzmPs5nko6U9wJ9G5yE9T1x9s5G1ZYhjbRkYiRiuSYka0053VB6PcCKsWFKPhSh8wHWF30y-fdl6vg1WZhRGYNtcXEPoP/s1600/falling-star.jpg

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan umat pentingnya Qiyâmullail (shalat malam). Meski bukan perkara wajib, perhatian beliau yang begitu kuat terhadap shalat ini menjadi alasan untuk tidak meninggalkannya. Betapa indah, di keheningan malam, dalam kesendirian diri, seorang hamba menjalin kedekatannya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala al-Hayyul-Qayyûm.

Shalat malam menjadi rutinitas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Bahkan kaki beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai bengkak lantaran demikian lama berdiri dalam shalat. ‘Aisyah, sang istri, merasa terheran dengan ketekunan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan ibadah ini, padahal dosa-dosa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah diampuni. Namun beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab keheranan istrinya ini dengan ungkapan:

أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا

Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang sangat bersyukur? [HR al-Bukhâri dan Muslim].

Oleh karena begitu agung ibadah shalat malam ini, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , seperti diungkap Imam al-Bukhâri rahimahullah, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak manusia untuk mengerjakannya tetapi tidak mewajibkannya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtQCPhX2jeZ2tNpihkcYarEqbpOTUt_JaHvsHvmHCTERZgy4L7kA7POMVGDR3OtYOWXZvcJCTufUK3x_sxPVrzr2sQ9Z29ClWBbOJVxgpLH3poRXdQ85ZW8IIWyS5wmAUjHj5tIyJgeWw/s1600/evening-sky.jpg

Ummul-Mu`minîn Ummu Salamah Radhiyallahu anhuma menceritakan, suatu malam Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam terjaga. Di antara yang beliau ucapkan: “Siapakah yang sudi membangungkan wanita-wanita pemilik kamar-kamar ini? Berapa banyak orang berpakaian di dunia ini, ia telanjang pada hari Kiamat kelak”. [HR al-Bukhâri dan at-Tirmidzi].

Supaya seluruh anggota keluarga menikmati keutamaan shalat malam, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membangunkan anak-anak beliau. ‘Ali bin Abi Thâlib Radhiyallahu anhu meriwayatkan:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ طَرَقَهُ وَفَاطِمَةَ بِنْتَ النَّبِيِّ عَلَيْهِ السَّلَام لَيْلَةً فَقَالَ أَلَا تُصَلِّيَانِ …الحديث

Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi dirinya dan Fathimah, putri Nabi, pada suatu malam, seraya berkata: “Tidakkah kalian berdua mengerjakan shalat (malam) … “. [HR al-Bukhâri dan Muslim].

Ibnu Baththaal rahimahullah berkata: “Dalam hadits ini terkandung keutamaan shalat malam, membangunkan keluarga dan kerabat yang sedang tidur untuk keperluan itu. Ath-Thabari rahimahullah berkata: ‘Andai tidak mengetahui betapa besar keutamaan shalat malam, Nabi n tidak akan membangunkan putri dan sepupunya (menantunya) pada saat Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikannya sebagai waktu istirahat bagi makhluk-Nya. Akan tetapi, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memilih keutamaan ini daripada santai dan berdiam diri untuk melaksanakan firman Allah Ta’ala:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ

[Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat…[Thâhâ/20 :132]”. Lihat Fathul-Bâri, 3/11.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menasihati ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash agar kontinyu dalam mengerjakan ibadah sunnah ini, dan tidak melupakannya. Ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku:

يَا عَبْدَ اللَّهِ لَا تَكُنْ مِثْلَ فُلَانٍ كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ

“Wahai ‘Abdullah, janganlah engkau seperti Si Fulan itu. Sebelumnya, ia mengerjakan Qiyâmullail, lantas meninggalkannya”. [HR al-Bukhâri dan Muslim).

Hadits ini dikatakan al-Haafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengandung pengertian disunnahkannya seseorang kontinyu dengan kebaikan yang biasa dikerjakannya, tidak menyia-nyiakannya, dan dimakruhkan meninggalkan ibadah tersebut, meskipun tidak wajib. Lihat Fathul-Bâri, 3/38.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kita sekalian untuk menunaikan ibadah shalat malam dan tidak melalaikannya. Wallahul Muwaffiq. (M. Ashim).

(Diadaptasi dari Shafahât Mudhî`ah min ‘Ibâdatis-Salaf, Ibrâhîm Muhammad Husain al-‘Ali, Maktabah al-Manâr, Cetakan I, Tahun 1413 H – 1993 M, halaman 25-29)

**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah

Share this:

Enter your email address to get update from ISLAM TERKINI.

Tidak ada komentar

About / Contact / Privacy Policy / Disclaimer
Copyright © 2015. Fajar Islam - All Rights Reserved
Template Proudly Blogger