Sebuah terowongan, yang katanya dibuat dengan menggunakan sendok oleh tahanan Yahudi yang melarikan diri dari tentara Nazi pada masa Perang Dunia II, telah ditemukan di hutan Ponar, Lithuania.
Orang-orang Yahudi yang ditahan itu berasal dari apa yang disebut sebagai Brigade Pembakaran, yang dipaksa membakar mayat-mayat guna menghapus jejak kekejaman tentara Nazi saat pasukan Soviet bergerak menuju mereka.
Mengetahui mereka juga akan dibunuh, orang-orang Yahudi itu menggali terowongan di lubang di mana mereka dikurung. Sebelas orang berhasil menyelamatkan diri dari tempat itu.
Sebuah tim peneliti menggunakan alat pemindai bumi untuk memetakan jalur terowongan tersebut, lapor BBC Rabu (29/6/2016).
Lokasi pasti terowongan sepanjang 34 meter itu sudah hilang sejak akhir masa perang, tetapi sekarang berhasil diungkap oleh tim riset internasional yang terdiri dari Otoritas Kepurbakalaan Israel, peneliti-peneliti dari Amerika Serikat, Kanada dan Lithuania.
Mereka menggunakan electrical resistivity tomography system, yang juga digunakan dalam eksplorasi minyak, agar proses pendeteksian tidak terganggu oleh sisa-sisa jasad manusia di tempat itu.
Hutan Ponar, yang sekarang dikenal dengan nama Panerial, terletak di luar ibukota Lithuania, Vilnius. Daerah itu merupakan tempat pertemuan orang-orang Yahudi sebelum perang dunia pecah.
Pada masa penjajahan Nazi, lobang-lobang kuburan massal digali di hutan itu, untuk menampung hingga 100.000 jasad, termasuk 70.000 Yahudi.
Ketika Tentara Merah (Soviet) mendekat, Nazi berusaha menyembunyikan jejak mereka. Tentara Nazi memaksa sekitar 80 tahanan dari kamp konsentrasi Stutthof, dengan keadaan kaki dirantai, menggali lobang dan membakar mayat-mayat yang ada.
Tim yang terdiri dari puluhan tahanan itu disebut dengan nama Leichenkommando (komando mayat), tetapi kemudian dikenal sebagai Brigade Pembakaran.
Menurut satu cerita, seorang anggota birgade itu bahkan menemukan istri dan dua saudara perempuannya ada di antara mayat-mayat tersebut.
Dikurung semalaman di dalam salah satu lobang di mana mayat-mayat dibakar, para tahanan itu kemudian menggali terowongan dan pada malam 15 April 1944, sebanyak 40 orang dari mereka berhasil menyelamatkan diri lewat terowongan selebar 2 kaki persegi tersebut.
Namun, petugas penjaga yang mendengar suara ribut yang ditimbulkan kemudian memburu mereka. Banyak dari mereka tewas ditembak, hanya 12 orang yang berhasil mencari pertolongan. Sebelas orang berumur cukup panjang untuk menceritakan kisah mereka.
Jon Seligman dari Otoritas Kepurbakalaan Israel kepada Associated Press mengaku meneteskan air mata saat menemukan terowongan itu.
Arkeolog Richard Freund, anggota tim, kepada New York Times mengatakan hutan Ponar adalah “ground zero holocaust”, bukti pembunuhan sistematis yang dilakukan oleh tentara Nazi sebelum mereka menggunakan ruangan gas beracun untuk membunuh orang Yahudi.
Benar tidaknya cerita menyedihkan itu, siapa yang tahu, yang pasti orang-orang Yahudi hingga saat ini terus mencari-cari bukti bahwa mereka adalah korban dari kekejaman Nazi untuk menunjukkan kepada dunia bahwa mereka senantiasa menjadi kaum yang tertindas.*
Rep: Ama Farah
Editor: Dija
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
Tidak ada komentar