Surga hanya diberikan kepada orang-orang terpilih. Surga juga disertakan bersama Ridha Allah Ta’ala. Sebab ditegaskan; tidaklah seorang hamba masuk ke dalam surga, kecuali jika ia mendapatkan Rahmat dari Allah Ta’ala.
Amal shalih hanya sarana pengundang Rahmat. Ia bukan sebab utama hingga seseorang masuk ke dalam surga, mendapatkan Ridha Allah Ta’ala, dan bertemu dengan-Nya.
Ialah Basyir bin Khashashah yang mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ia hendak berbaiat kepada sang manusia termulia se-semesta raya. “Untuk apa lagi aku berbaiat kepadamu, wahai Utusan Allah Ta’ala?” tanya Basyir.
Basyir kemudian menyebutkan banyak amal shalih yang sudah dikerjakannya. Seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.
“Saya,” ujar Basyir sebagaimana dikutip oleh Syaikh Dr ‘Abdullah ‘Azzam dalam Tarbiyah Jihadiyah dari hadits riwayat Imam al-Bukhari dan Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahumallahu Ta’ala ini, “sudah berbaiat kepadamu atas semua perkara itu, kecuali jihad dan sedekah.”
Pungkas Basyir menjelaskan alasan, “Sebab, saya tidak memiliki kemampuan untuk berjihad dan bersedekah.”
“Wahai Basyir,” jawab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “(jika) tidak berjihad dan bersedekah, lalu dengan apa kamu masuk surga?”
Menjelaskan riwayat ini, Syaikh Dr ‘Abdullah ‘Azzam mengatakan, “Tanpa jihad, tanpa sedekah, tanpa persiapan untuk memikul tugas yang berat ini, sudah pasti tidak ada surga atau al-A’raf (derajat yang tinggi) baginya, kecuali jika Allah Ta’ala Berkehendak lain. Allah Ta’ala sendiri yang mewajibkannya. Maka, kita tidak punya pilihan lain.”
Jihad. Betapa kita kurang menghiraukannya? Kita terlalu sibuk dengan berita dan kesia-siaan lainnya. Kita lebih asyik membahas poligami dan ibadah yang terkesan sesuai dengan keinginan kebanyakan kita, lalu mencampakkan ibadah-ibadah lain karena satu dan lain alasan. Padahal, sama-sama ibadah.
Jihad itu wajib. Hukumnya sama dengan kewajiban shalat, zakat, puasa dan ibadah lainnya. Bahkan ketika kaum Muslimin berada dalam penyerangan kaum-kaum kafir, maka jihad lebih wajib dari ibadah-ibadah lainnya.
Persoalannya adalah, sudah sejauh mana persiapan kita? Sudahkah kita siap menyumbangkan nyawa di jalan Allah Ta’ala? Sudahkah kita siap meninggalkan dunia? Sudahkah kita siap bertemu Allah Ta’ala di akhirat yang abadi?
Ya Allah, matikan kami dalam syahid di jalan-Mu. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Bersamadakwah]
Lentera Kabah
Tidak ada komentar