MANUSIA di muka bumi ini memang berbeda-beda. Mulai dari wajah, selera, bahkan sifat dan wataknya. Juga pemikiran yang beragam. Perbedaan bisa melahirkan berbagai macam pandangan. Sehingga, tak heran jika setiap orang memiliki keyakinan yang berbeda-beda pula, sebab mereka memiliki sudut pandang tersendiri.
Menghadapi perbedaan, seharusnya kita bersikap baik, menerima perbedaan itu dan menghormati orang lain yang berbeda keyakinan dengan kita. Hanya saja, tidak semua orang memahami akan hal ini. Ada pula orang-orang yang tidak bisa menerima perbedaan, membenci pada orang-orang yang berbeda pemikiran dan keyakinan dengannya. Alhasil, tumbuhlah generasi orang-orang dzalim. Di mana mereka selalu menyakiti orang lain yang tidak sepemahaman dengannya.
Ternyata menjadi orang yang terdzalimi, juga dirasakan oleh Rasulullah ﷺ. Tetapi, beliau memiliki cara istimewa dalam menghadapi orang yang mendzaliminya. Sebagaimana dikisahkan bahwa pada suatu hari Aisyah tengah duduk bersama Rasulullah ﷺ. Mereka kemudian dikagetkan dengan kedatangan Yahudi yang dengan tiba-tiba meminta izin masuk ke rumah. Namun bukannya berkata baik, mereka justru mengucapkan Assamu’alaikum yang artinya kecelakaan bagimu. Tidak berselang lama, muncul lagi seorang Yahudi yang mengatakan kata-kata serupa.
Layaknya kita ketika ada kerabat diberlakukan demikian, maka Aisyah kemudian berteriak dan jengkel dengan tindakan tersebut. “Kalianlah yang celaka!”
Ternyata reaksi Aisyah RA ini tidak disukai Rasulullah ﷺ. Beliau pun menegurnya agar tidak membalas dengan perkataan yang keji. “Hai Aisyah, jangan kau ucapkan sesuatu yang keji. Seandainya Allah menampakkan gambaran yang keji secara nyata, niscaya dia akan berbentuk sesuatu yang paling buruk dan jahat. Berlemah lembut atas semua yang telah terjadi akan menghias dan memperindah perbuatan itu dan atas segala sesuatu yang bakal terjadi akan menanamkan keindahannya. Kenapa engkau harus marah dan berang?”
“Ya Rasulullah, apakah engkau tidak mendengar apa yang mereka ucapkan secara keji sebagai pengganti dari ucapan salam?” kata Aisyah.
Rasulullah ﷺ menjawab, “Ya, aku telah mendengarnya. Aku pun telah menjawabnya wa’alaikum (juga atas kalian), dan itu sudah cukup.”
Rasulullah ﷺ berpesan, “Jauhilah ucapan keji, karena Allah tidak menyukai ucapan keji dan membuat-buat ucapan keji,” (HR. Ibnu Hibban).
Begitulah Rasulullah. Beliau tidak akan membalas keburukan dengan keburukan pula. Namun selalu mengajarkan umatnya untuk berperilaku baik sebesar apapun dzalimnya seseorang terhadap kita. Cukuplah Allah sebagai penolong. Kita harus selalu bersabar dan bertawakal kepada-Nya. Yakinlah, Allah selalu menyertai hamba-hamba-Nya yang beriman.
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
Tidak ada komentar