Hingga detik ini, Dina Sulaeman masih bersikukuh pada arguemannya bahwa artikel yang terus disebutnya adalah sebuah artikel shahih.
Mahasiswa program doktoral Hubungan Internasional Istanbul University Herriy Cahyadi menilai artikel yang diimani oleh Dina Sulaeman sebagai sebuah kebenaran. http://21stcenturywire.com/…/erdogans-purge-islamo…/ Karena ini artikel orang lain, mudah sebenarnya bagi Dina untuk ngeles sebab memang postingan Dina diterjemahkan mentah-mentah. Lalu dengan bahasa persuasif Dina mengajak fanboynya untuk mempercayai dan terus menjatuhkan orang yang mereka benci.
Herriy memaparkan tentang beberapa hoax yang terdapat dalam artikel itu dan Dina juga menelannya bulat-bulat. Inilah dua catatan merah untuk Dina Sulaeman:
1) Hoax pemenggalan kepala
Herriy sudah konfirmasi ke orang-orang Turki dan cek berita lokal apakah ada pemenggalan, tidak ada sama sekali! Kondisi memang rusuh. Masyarakat marah karena sebelumnya pada malam hari tank melindas banyak mobil yang di dalamnya ada penumpang juga mereka yang berdiri di depan tank.
Sampai pagi hari, tentara kudeta juga menembaki ke arah masyarakat. Ini menyebabkan amarah tak terbendung. Ketika tentara menyerah, ada aksi pemukulan oleh mereka yang marah. TAPI TIDAK ADA PEMENGGALAN! Foto-foto pemukulan itu benar! Semua foto pemukulan dan penendangan itu BENAR! Setelah itu ada beberapa tentara yang terluka parah, orang-orang melihatnya dan banyak yang menolong. Nah, orang-orang yang menolong ini, ketika mengangkat di tentara dituduh ISIS karena berjenggot.
Ah bodohnya lagi, kata Herriy, itu yang angkat ternyata aktor teater terkenal yang ikut dalam protes masyarakat terhadap kudeta. Aktor sendiri yang menggotong.
“Terserah untuk Dina dkk untuk menuduh orang yang berjenggot ISIS, saya bodo amat, itu urusan kebodohan mereka. Namun yang barusan saya jelaskan, tolong diralat biar fitnah tidak menyebar kemana-mana lagi. Benci boleh, bohong janganlah!” kata Herriy.
Sekadar diketahui, yang turun ke jalan itu tidak hanya dari AKP, namun juga CHP, MHP, dan komponen lain. Menyebut masyarakat yang turun ke jalan itu dengan pro-Erdogan itu salah, pro-pemerintah itu juga salah, pro-demokrasi itu benar! Apalagi cuma menyebut pro-AKP, pro-Erdogan, duh ya maksa bener.
Herriy melihat alur berpikir Dina:
Banding-bandingkan semua foto, supaya terlihat sikon keseluruhannya. Lihat, apakah massa pro-Erdo sedang mukulin tentara atau lagi yayang-yayangan? Ada yang menambahkan info bahwa orang berjanggut itu ternyata anggota ISIS.
“Silakan disimak sendiri. Lalu ingat-ingat lagi, bagaimana track record ISIS selama ini (biasanya mereka suka menolong tentara atau memenggal tentara di Suriah?). Ini terlalu memaksakan diri. Menyambung-nyambungkan sesuatu dengan logika yang error. Foto-foto seperti yang saya bilang itu benar. Namun memaksakan rakyat Turki seolah jahat, kejam bla bla seperti ISIS itu tolol. Ini yang Dina lakukan dalam pernyatannya.
Cek konfirmasi Ali Nuri Turkoglu twitter:
https://twitter.com/AliNuriTurkoglu
Contoh media yang meralat dengan menulis seperti ini: Turkey coup: Images showing soldier ‘beheaded by government supporters’ may not be genuine, it is claimed: http://www.independent.co.uk/…/turkey-coup-latest-news…
Tidak ada sama sekali berita pemenggalan di media lokal manapun, kecuali capture dan headline yang merujuk ke Yeni Akıt yang sudah dihapus. Baik dari media lokal maupun kementerian, tidak ada berita itu.
2) Lemahnya Dina menerjemahkan
Urusan Dina ngefans berat sama Bahar Kimyongur itu adalah hal yang bodo amat. Tapi mengerti apa yang Bahar post itu penting. Laman yang dishare capture dari Yeni Akıt berbahasa Turki. Kalau kita cari laman spesifik dengan judul “Halk darbeci hainin kellesini aldı” itu sudah tidak ada. Kemungkinan besar sudah dihapus. Kenapa? Karena memang beritanya keliru. Kalau keliru ya keliru saja, akui, lalu hapus.
“Mau pro AKP kek, mau musuhan dengan AKP kek. Faktanya memang pemenggalan itu tidak ada. Berita itu sudah lama dihapus. Namun, capture terlanjur disebar oleh Bahar yang juga musuhan dengan Erdogan. Itulah sebabnya Dina dkk ini, termasuk Bahar itu, share capture, bukan LINK. Kenapa? Karena beritanya salah dan telah dihapus. Masih mau pakai ini untuk sebut pemenggalan itu ada?” Herriy mempertanyakan.
Herriy koreksi sedikit arti “Halk darbeci hainin kellesini aldı” halk = rakyat, darbeci = orang yang melakukan kudeta, hain = pengkhianat, kelle = kepala, almak = mengambil. Rakyat “Memenggal” Kepala Pengkhianat-Pengkudeta (atau Pengkhianat yang Mengudeta atau cukup Pengkhianat). Jangan dibiasakan sembarangan pakai google translate. Tanyalah sama orang yang tahu bahasa lain.
“Atau kenapa nggak tanya sama Bahar Kimyongur itu sekalian?” kata Herriy.
Cari sepuasnya di laman Yeni Akıt. Cek di Yeni Akıt arsip tanggal 16 Juli (Bahasa Turki): http://www.yeniakit.com.tr/gundem?pg=19
Herriy sudah mengonfirmasi semua yang ada di website yang diimani oleh Dina Sulaeman.
“Kalau mau membantah silakan, kita lihat apakah saya yang salah atau Dina. Kalau saya salah, saya akan meminta maaf kepada dia karena menuduh menyebarkan berita hoax dan menghapus semua yang yang saya tulis terkait ini. Jika saya benar, bisakah Dina melakukan hal yang sama?” tantang Herriy.
Sekali lagi, benci boleh. Bohong jangan. [Paramuda/BersamaDakwah]
The post Dua Catatan Merah untuk Dina Sulaeman Soal Turki appeared first on Bersama Dakwah.
Lentera Kabah
Tidak ada komentar