Gubernur DKI Jakarta Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama menuding guru di sekolah negeri banyak yang pura-pura berakhlak. Banyak guru negeri yang mementingkan materi ketimbang mentransfer ilmu kepada muridnya.
"Sebagian guru sekolah negeri suka pura-pura berakhlak. Ini yang masalah. Bahkan masih ada yang suka mencuri," kata Ahok saat Pelantikan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Persatuan Guru Madrasah Indonesia (DPW-PGMI) Provinsi DKI Jakarta 2015-2020 di Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (16/12).
Di depan guru-guru madrasah, Ahok menyampaikan kepercayaanmya kepada mereka. Guru madrasah dinilai lebih baik dalam mengajarkan akhlak kepada muridnya.
"Kalau di madrasah tidak mungkin (curang dan malas-malasan), kerjanya atas nama Tuhan atas nama agama. Orang yang jadi guru madrasah karena betul-betul terpanggil buat mengajar," puji Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan, guru negeri mendapatkan gaji yang luar biasa namun kemampuannya masih diragukan. Paahal mereka digaji belasan juta.
"Banyak guru sekolah negeri hatinya bukan seorang guru. Saat dites kemampuannya juga payah tapi kalau urusan gaji (guru) sudah tinggi. Rp 16-18juta per bulan, paling kecil Rp12 juta,” ujarnya.
Berbeda dengan guru madrasah, masih banyak guru madrasah yang belum diperhatikan. "Guru madrasah mengajar pagi lanjut siang sampai malam. Terus bisa mengaji juga," imbuhnya.
Ahok berencana meningkatkan kesejahteraan guru madrasah dengan memberikan Kartu Jakarta Pintar kepada murid madrasah. Guru madrasah bisa mendapatkan uang tambahan dari iuran uang KJP muridnya.
"Makanya saya berpikir mau buat strategi muridnya yang dikasih. Karena tidak bisa kasih langsung ke guru, nanti sekolahnya baru menentukan iuran dari murid," katanya. (metro)
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
Tidak ada komentar