SETIAP maksiat yang dilakukan oleh seorang hamba akan berdampak buruk terhadap dirinya sendiri. Jika seseorang terbiasa melakukan maksiat, maka ia maksiatnya itu akan melunturkan persepsi buruk tentang dosa dalam hati seseorang.
Artinya, ia tidak akan merasa bahwa dosa yang ia lakukan adalah perbuatan buruk. Akibatnya dosa menjadi bagian dari kebiasaannya. Naudzubillah.
Perasaan seperti ini merupakan puncak kenikmatan dan kesenangan seorang pelaku maksiat. Bahkan ada yang bangga dengan maksiat yang ia lakukan dengan menceritakannya kepada orang lain yang tidak tahu.
Jenis manusia inilah yang tidak dimaafkan Allah dan jalan serta pintu menuju taubat tertutup bagi mereka.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Semua umatku akan dimaafkan oleh Allah, kecuali orang yang terang-terangan berbuat maksiat. Termasuk terang-terangan berbuat maksiat adalah ketika Allah menutupi seseorang berbuat maksiat, tapi pagi harinya ia membuka aibnya sendiri. Ia mengatakan, “Hai teman, semalam aku melakukan ini dan itu’. Ia telah merobek kehormatannya sendiri, padahal Allah telah menutupnya.”
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
Tidak ada komentar