logo blog

Merebaknya As-Sarra’, Salah Satu Fitnah Akhir Zaman

Merebaknya As-Sarra’, Salah Satu Fitnah Akhir Zaman


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIJ8EnIfD9buDfGbQVsR05QyOyYGlQgs7DEMRJ34mZZuCGMKqcUKlwQoIVfgi11ENNJCf0Rm2uYLQF5FZolVLYwZCrgD-L1S798aGo1yLsK4zkB3nmqVn252uPAIgxxkho3ovtPIHcbHo/s1600/kharij.jpg

DUNIA semakin tak menentu. Kita tak bisa berdiam diri dengan tenang. Kehancuran, kegundahan, ketidak nyamanan, dan adanya ketidak adilan membuat hidup ini terasa sesak. Bahkan, kita sendiri takut untuk menikmati hidup. Mengapa? Sebab, kini marak orang-orang yang tak berperikemanusiaan mengincar nyawa dan kehormatan kita.

Mungkin itulah salah satu pertanda bahwa kiamat sudah di depan mata. Kita harus selalu waspada. Kita harus menjaga diri dengan memperbaiki keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT.

Meski begitu, kita tahu bahwa Allah SWT pasti akan menguji hamba-Nya yang mengaku beriman. Baik itu dengan kesulitan maupun dengan kemudahan, berupa harta kekayaan yang berlimpah. Nah, akan tiba satu masa, di mana fitnah di kalangan manusia merajalela. Ada beberapa fitnah yang terjadi. Salah satunya fitnah As-Sarra’. Apa itu?

Fitnah As-Sarra’ artinya cobaan yang timbul akibat nikmat yang membuat manusia bahagia. Baik itu berupa kesehatan, kesejahteraan maupun kemakmuran. Nikmat itu menjadi cobaan bagi sebagian orang. Sehingga menyebabkan hanyut dalam perbuatan maksiat.

Imam Ali Al Qaari menyatakan, yang di maksud dengan fitnah As-Sarra’ adalah nikmat yang menyenangkan manusia, berupa kesehatan, kekayaan, selamat dari musibah dan bencana. Fitnah ini di sambungkan dengan Sarra’ karena terjadinya di sebabkan oleh kemaksiatan, karena kehidupan yang bermewah-mewah yang hal tersebut menyenangkan musuh dalam artian umat Islam jadi terlena dengan kehidupan tersebut.

Sehingga apabila agamanya dihina tidak ada sedikitpun terdetik di hatinya untuk membelanya (jika dirinya, keluarganya dihina, golongannya atau benderanya dihina ia akan cepat naik darah. Akan tetapi jika pada gilirannya Allah dan Rasul-Nya dihina, Islam dihina dan dilecehkan, banyak darah kaum muslimin yang tertumpah sia-sia ia diam seribu bahasa. Sedikitpun tidak ada pembelaan sampai do’apun tidak). Demikian Imam Ali Al-Qaari menjelaskan fitnah tersebut.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRMiap0jKrYz-IukDmc3wBDnGstgNxmWPgJWKY_Byudx-hRix1PTQ7DY_zSRZB6VWgh9u-qNkrNRL8_tPWwEtRFAOB6IlqtSz7DvZ7aWdQUDv8PmBc2Y9XZo_IwIUHS_cOXVYlPKgBqw/s1600/Empat+Negeri+yang+Direkomendasikan+Rasulullah+Dihuni+pada+Akhir+Zaman.jpg

Di antara realita fitnah As-Sarra’ adalah merebaknya kejahatan, pembunuhan, perzinaan, khamr, dan musik. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ, “Akan datang pada umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina sutra, khamr (minuman keras) dan alat musik, dan sungguh akan menetap beberapa kaum di sisi gunung, di mana (para pengembala) akan datang kepada mereka dengan membawa gembalaannya, datang kepada mereka -yakni si fakir- untuk sebuah keperluan, lalu mereka berkata, ‘Kembalilah kepada kami esok hari.’ Kemudian Allah menghancurkan mereka pada malam hari, menghancurkan gunung dan mengubah sebagian mereka menjadi kera dan babi sampai hari Kiamat,” (Shahih Al-Bukhari, kitab al-Asyrubah, bab Ma Jaa-a fiiman Yastahillul Khamra wa Yusammihi bighairi Ismihi X/51, Al Fath).

Ibnu Hazm Rahimahullah menyebutkan bahwa hadis ini munqathi, tidak bersambung (sanadnya) antara Al-Bukhari dan Shadaqah bin Khalid. Namun Al-‘Allamah Ibnul Qayyim Rahimahullah membantahnya.

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya antara tanda-tanda kiamat itu ialah diangkat ilmu (agama), tersebar kejahilan (terhadap agama), arak diminum (secara berleluasa), dan zahirnya zina (secara terang-terangan),” (Riwayat Al-Bukhari no. 78 dan Muslim no. 4824).

Terjadinya fitnah As-Sarra’ ini diawali oleh seorang yang secara nasab bersambung kepada Rasulullah ﷺ (ahlul bait). Akan tetapi, perbuatan kejinya tidak berasal dari ajaran Nabi. Karena itu, Rasulullah ﷺ berlepas diri dari orang itu, meskipun ia berasal dari keluarga beliau. Dan ia bukan termasuk wali-wali (pembela) Nabi. Sebab, para wali Nabi adalah mereka yang bertakwa. Sedangkan orang itu adalah pencetus fitnah.


**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah

Share this:

Enter your email address to get update from ISLAM TERKINI.

Tidak ada komentar

About / Contact / Privacy Policy / Disclaimer
Copyright © 2015. Fajar Islam - All Rights Reserved
Template Proudly Blogger