JAKARTA (Lenterakabah) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) diingatkan agar berhati-hati, dan tak terseret terlalu jauh atas apa yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki (Ahok). Pasalnya, bila dalam kondisi tertekan dan menghadapi masalah, Ahok selalu membawa-bawa nama Jokowi.
“Gubernur Ahok, kalau ada masalah selalu menyeret Pak Jokowi ke bawah. Jadi, saya mengigatkan Pak Jokowi untuk berhati-hati dengan kelakuan Ahok, agar tidak terseret-seret terlalu jauh,” kata mantan Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli (RR) kepada pers usai menghadiri deklarasi Rumah Amanat Rakyat di Jakarta, Rabu (24/8/2016), seperti dikutip Harianterbit.
Menurut mantan Menko Perekonomian era pemerintahan Gus Dur ini, jika tidak berhati-hati tentu makin lama, Presiden Jokowi makin terseret kebawah. “Saya ingatkan Pak Jokowi untuk hati-hati,” tambahnya.
Rizal juga mempertanyakan sikap tegas pemimpin yang selalu dikaitkan dengan Ahok. Menurutnya, sikap tegas Ahok, hanya berlaku untuk rakyat kecil, tapi tidak ke pengembang. “Saya jadi bertanya, bosnya Gubernur DKI ini siapa. Presiden apa pengembang,” tuturnya.
Lebih lanjut Panel Ahli Ekonomi PBB ini menyebut, Pemprov DKI Jakarta, kembali menerapkan metode off budget, yakni cara rezim Orde Baru (Orba) dibawah pimpinan Soeharto untuk melicinkan ambisi politiknya dengan kendaraan Partai Golkar pada waktu itu.
“Dana off budget sebagian digunakan untuk membangun rusun, sebagian digunakan untuk menggusur. Saya baca di koran, masih ada 350 titik lagi yang akan digusur. Yang bersangkutan (Ahok) malah makin pede, karena dia bisa pakai tentara dan polisi untuk melakukan itu,” ujar Rizal.
Rizal menegaskan, cara yang diterapkan Ahok itu tidak bisa dibiarkan. Sehingga harus segera dihentikan. “Ini cara neofasis, tidak boleh kita biarkan,” jelasnya.
Sejumlah tokoh nasional mendeklarasikan Rumah Amanah Rakyat dengan tujuan untuk mencerahkan masyarakat memilih pemimpin yang pancasilais, jujur, bersih, cerdas, tegas, dan beradab.
Hadir sejumlah tokoh dan aktivis dalam peresmian Rumah Amanah Rakyat tersebut. Diantaranya adalah mantan Menteri Hukum dan Ham (Menkumham) era mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gusdur), Yusril Ihza Mahendra, Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Tedjo Edhy Purdijatno, Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Joko Santoso, Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Taufiqurohman Ruki dan Lili Wahid, adik Gusdur, M Hatta Taliwang. Hadir juga tokoh muda antara lain Sofyano Zakaria dan Ferdinand Hutahean.
(azm/*)
Topik:
Lentera Kabah
Tidak ada komentar