Sebagian warga muslim Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Ramadhan kali ini kembali harus hidup di pengungsian. Mereka berasal dari desa-desa di kaki Gunung Sinabung, Karo, yang termasuk zona merah sehingga harus dikosongkan.
Warga lain yang bertahan di desanya pun turut terdampak erupsi. Selain dicekam ancaman erupsi yang terjadi tiap hari, mereka juga harus menghirup udara berdebu vulkanik. Bahkan belakangan juga disertai hujan kerikil dan pasir yang disemburkan gunung.
Namun, kondisi tersebut tak menyurutkan kaum ibu Sinabung untuk belajar agama. Pekan ini misalnya, mereka mengikuti pelatihan atau dauroh Metode Iqra yang diselenggarakan LAZIS Dewan Dakwah.
Dauroh Metode Iqra berlangsung di Masjid Al Ikhlas Desa Sukandebi, Kec Namanteran, diikuti 50 peserta. Pelatihan serupa di Desa Kebayaken, Namanteran, diikuti 40 ibu-ibu.
Bertindak sebagai mentor pelatihan adalah Ustadz Jumroni Ayana yang didampingi Ustadz Marjoni, dai Dewan Dakwah pembina kedua desa itu. Ustadz Jumroni adalah dosen STID (Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah) M Natsir Jakarta yang sudah hafal 30 juz Quran.
Ustadz Marjoni menjelaskan, dauroh bertujuan membetulkan dan membaguskan (tahsin) bacaan Quran para peserta. ”Sehingga cara membaca Quran yang mereka ajarkan kepada anak-anak juga benar dan bagus,” terang dai muda asal Sambas, Kalimantan Barat, ini.
Untuk mendukung kiprah para da’i kita di pedalaman Nusantara, silakan menghubungi 021-31901233 atau SMS 0858-8282-4343; Rekening Bank Muamalat Indonesia (BMI) 301-007-1846 atau Bank Syariah Mandiri 700 132 7733 atas nama LAZIS Dewan Dakwah.
(azmuttaqin/*/*)
Topik:
Lentera Kabah
Tidak ada komentar