SURABAYA (Lenterakabah) – Tidak sepantasnya seorang yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, ketika mendapati saudaranya seiman melakukan kesalahan, dia justru mengacuhkannya atau malah asyik menggunjingnya.
Sebaliknya, ia seharusnya menegur agar si pelaku menghentikan kemaksyiatan yang diperbuatnya atau membatalkan apa yang menjadi niat buruknya.
“Inilah yang diteladankan dan diajarkan oleh Rasulullah Shallalahu alaihi wa Sallam kepada umat Islam; gemar mengingatkan saudara seiman yang melakukan keburukan agar berhenti, bukan justru menggunjingnya,” tutur Buya Yahya saat mengisi kajian ilmiah, ba’da Isya’ baru-baru ini di Masjid Serang, Surabaya.
Buya Yahya pun melengkapi penjelasannya dengan memyetir salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari,
“Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim dan yang dizalimi.” Kemudian ada seseorang bertanya tentang bagaimana cara menolong orang yang berbuat zalim? Beliau menjawab, “Kamu cegah dia dari berbuat zalim, maka sesungguhnya engkau telah menolongnya.”
Sayangnya, ungkap pemilik nama asli KH. Yahya Zainul Ma’arif, yang terjadi di masyarakat saat ini, justru sebaliknya; ketika mendapati saudaranya melakukan kemaksyiatan, ia justru asyik menggunjingnya, bahkan terperosok kepada pengakuan diri bahwa ia lebih baik/sholeh ketimbang si pelaku dosa.
“Jelas ini telah menyelisihi apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Bahkan mengarah kepada perilaku syaitan yang suka mengunggulkan dirinya atas makhluk lain (manusia),” terang Buya Yahya.
Alumni Sarjana Fakultas Syariah dan Qonyun Al-Ahgaff University Yemen, ini menegaskan, bahwa sosok manusia Muslim sesunggunya juga bisa dinilai sejauhmana kepeduliannya melihat saudaranya salah melangkah, dia kemudian mampu mengingatkan ketika melakukan kekeliruan.
Andre Hariyanto, Takmir Masjid Baiturrozaq Citraland & Pegiat PENA JATIM
(azm/*)
Topik:
Lentera Kabah
Tidak ada komentar