USTADZ Yusuf Mansur yang dikenal sebagai Ustadz Sedekah, adalah salah satu nama calon Pemimpin Muslim Jakarta yang direkomendasikan Majelis Pelayan Jakarta (MPJ), di Masjid Agung Al-Azhar, belum lama ini (10/06/2016). Sejumlah ulama dan tokoh masyarakat telah menyatakan dukungannya.
Jelang Pilkada 2017, sejumlah Calon Pemimpin Jakarta dimunculkan. Dari ketujuh nama calon tersebut, nama Ustadz Yusuf Mansur adalah satu yang dijagokan. Majelis Pelayan Jakarta (MPJ) yang terdiri dari para ulama dan cendekiawan muslim menilai, Yusuf Mansur layak memimpin Jakarta.
Diantara tokoh ulama yang mendukung Yusuf Mansur diantaranya, KH. Didin Hafiduddin, Ustadz Bachtiar Nasir, Ustadz A Lutfi Fathullah, Ustadz Zaitun Rasmin, dan Ustadz Haikal Hassan. Para alim ulama itu telah meminta statmennya untuk bersedia maju di Pilgub DKI Jakarta 2017 mendatang.
Pendiri Lembaga Tahfiz Daarul Quran ini menyatakan siap untuk maju dalam Pilgub untuk bertarung melawan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Sebelumnya, ia sempat berbincang dengan beberapa calon dan ditawarkan untuk menjadi wakil gubernur.
“Saya sebetulnya nggak ada hasrat. Saya istikharah dulu. Bercandaan sih udah ada, saya nggak bernafsu juga kok. Saya katakan berbuat dulu aja, jadi gubernur atau tidak, kita sudah jalankan program ini,” ujar Yusuf kepada wartawan.
Anak Betawi ini sudah memiliki sejumlah solusi untuk mengatasi persoalan Jakarta. Salah satunya menerapkan konsep asrama untuk setiap sekolah di Jakarta. Itu akan berdampak pada berkurangan kemacetan. Yusuf Mansur mengusung tema ‘Jakarta Buat Kita Semua’. Sehingga Jakarta tidak hanya untuk Muslim atau agama tertentu, tapi untuk semua. “Saya nggak bicara agama di sini, tapi bicara kebaikan,” kata dia.
Penggagas Wisata Hati ini mengaku tidak memiliki pengalaman yang cakap dalam birokrasi. Untuk itu, dia merasa cukup maju sebagai wakil gubernur DKI. “Saya tidak mendeklarasikan diri saya sebagai gubernur. Saya tidak ada pengalaman birokrasi, tanda tangan segala macam. Kalau pun iya, saya harus belajar landasannya dulu. Minimal DKI 2 dulu baru DKI 1, RI 2 dulu baru RI 1,” katanya.
Lebih lanjut, Yusuf ingin membuat warga Jakarta mandiri. Dengan begitu, warga Jakarta dapat menyelesaikan masalah yang terjadi di kotanya tanpa harus menunggu peran pemerintah.
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
Tidak ada komentar