RAMADHAN selalu menjadi waktu spesial bagi umat Muslim di berbagai negara di dunia. Namun tidak demikian dengan Palestina yang berada dalam blokade Israel. Ramadhan di Palestina terlihat suram bagi warga Muslim di bawah kondisi menyedihkan yang tengah mereka jalani. Pada awal Ramadhan, pembelian kebutuhan dasar seperti sayuran dan daging dibatasi. Makanan tradisional seperti kurma dan kue-kue manis khas Ramadhan harus dihemat agar dapat bertahan selama bulan.
Untuk sebagian besar orang, belanja menjadi mirip dengan mengemis karena utang yang mereka yang semakin bertambah. Biasanya, anak-anak Gaza menggunakan lentera berwarna-warni untuk merayakan Ramadhan, kini tidak terlihat.
Ramadhan tahun 2016
Banyak orang tua yang tidak mampu hanya untuk membelikan mainan kecil bagi anaknya. Gaza seolah tenggelam lebih parah dalam kemiskinan dan Ramadhan menjadi benar-benar suram. Ramadhan di Palestina, seperti di negara-negara lain, adalah waktunya berpuasa dari fajar hingga terbenam matahari.Ramadhan seharusnya menjadi bulan meriah, dengan berbuka puasa bersama keluarga saat matahari terbenam, berkumpul bersama rekan dan kerabat dan baju baru untuk semua orang. Warga Muslim meminta kepada Allah agar Ramadhan di Palestina tahun ini bebas dari serangan dan pengepungan. Mereka juga berharap mendapat kesempatan untuk melakukan shalat di Masjid Al-Aqsha di Yerusalem.
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
Tidak ada komentar