PEPERANGAN yang dihadapi ummat Islam di Indonesia saat ini bukan perang berdarah (war with blood), melainkan perang tanpa darah (war without blood). Peperangan yang berlangsung tidak mengandalkan otot dan fisik, namun menyerang melalui millah. Antara lain, pola pikir.
Ghazwul fikri atau perang pemikiran kerapkali diusung oleh propaganda liberal yang ujung-ujungnya menggiring opini agar ummat Islam semakin jauh dari ajarannya.
Sebagai contoh, propaganda agar ummat Islam menjauhkan diri dari shalat. Seringkali mereka menghembuskan opini, shalat itu kalau sudah baik, sudah bisa ikhlas, sudah bisa khusyu baru diterima shalatnya. Kalau belum jadi orang baik mending perbaiki diri dulu.
Mereka juga menghembuskan pandangan, ‘Mau pakai jilbab tapi kesehariannya begitu. Mending jilbabin hati dulu, nanti saja kalau sudah perilaku sudah baik baru pakai jilbab’.
Padahal menutup aurat itu bukan menutup hatinya. Menutup aurat adalah perintah Allah, dan bagi siapa yang tidak mau mengikuti berarti dia telah membangkang atas perintah-Nya.
Selain dua topik tersebut tentunya masih banyak hal-hal yang “digoreng” sebagai usaha propaganda kaum liberalis untuk menjauhkan ummat Islam dari agamanya. Mereka berusaha meracuni pola pikir ummat Islam, hingga ummat Islam tak lagi bangga dengan keIslamannya. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah.
**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah
Tidak ada komentar