logo blog

Ayat ini Membuat Seorang Perampok Bertaubat Dan Menjadi Seorang Ulama Besar

Ayat ini Membuat Seorang Perampok Bertaubat Dan Menjadi Seorang Ulama Besar

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd60cR9DqMKWciw08mqgyRcIAGRgbzscIzaTDzIG_3uXh7pQm892tsSJ9iK8pze_cfyxVzQP8PRadruhotLeYNtzmNqV-vFaLotCTikWX7Tc0VjQ_f-zXt_jJ_mH5Cg-JghJ8CWPhQz9I/s1600/Al+Quran+&+Hadist+Nabi.jpg

Al-Baihaqi dalam syu’ab al-Iman membawakan riwayat bahwa dulu di usia mudanya, Fudhail bin Iyadh adalah seorang perampok yang suka menghadang di daerah antara Abiwarda dan Sarkhos. Ada satu peristiwa yang membuat beliau bertaubat,

Kala itu, Fudhail sedang jatuh cinta dengan seorang gadis. Diapun memanjat tembok untuk menemui wanita  tersebut. Ketika dia berada di atas tembok, tiba-tiba saja beliau mendengar seseorang membaca ayat:

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ

Bukankah telah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah (QS. Al-Hadid : 16).

Begitu dia mendengar lantunan ayat ini, diapun langsung bergumam:

“Tentu saja wahai Rabbku. Sungguh telah tiba saatku (untuk tunduk hati mereka mengingat Allah).”

Fudhail pun kembali (tidak melanjutkan misinya), dan beristirahat  di sebuah bangunan rusak. Tiba-tiba datang sekelompok rombongan yang sedang lewat. Sebagian anggota rombongan itu berkata: “Kita jalan terus,” sementara yang lain berkata: “Kita istirahat saja sampai pagi, karena si Fudhail berada di arah jalan kita ini, dan dia akan menghadang dan merampok kita.”


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWvW9HcyDW6GDD2W3v8skFUuYycr52kbGA0-XJ9ofgwdNkDrZYzT3KiTZjpc7YewCAf4ouQ-BJsYuTuWV8-rXqcWrTTyEOn15NpYdh8w7uRW1RbbSRYG4imW2jW7y5Y4YUuXO7t-VTaWAZ/s1600/al-quran.jpg

Mendengar hal ini, Fudhail-pun merenung: ‘Aku sedang melakukan kemaksiatan di malam hari (mengintip sang wanita) sementara kaum muslimin di sini ketakutan karenaku (khawatir Fudhail akan menghadang mereka), dan menurutku tidaklah Allah menggiringku kepada mereka ini melainkan agar aku berhenti (dari kemaksiatan). Ya Allah, sungguh aku telah bertaubat kepada-Mu dan aku jadikan taubatku itu dengan tinggal di Baitul Haram’.” (Syuab al-Iman no. 7316, juga disebutkan dalam Siyar A’laam An-Nubalaa 8/421 dan Tarikh Damaskus Ibnu Asakir, n. 52201)

Setelah bertaubat dan belajar islam, beliau menjadi ulama besar. Ad-Dzahabi berkomentar tentang beliau,

الإمام القدوة الثبت شيخ الإسلام

“Seorang imam, panutan, kuat hadisnya, syaikhul islam.”

Sementara al-Hafidz Ibnu Hajar berkomentar tentang beliau,

ثقة عابد امام

“Tsiqah (terpercaya), ahli ibadah, ulama besar.”



**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah

Share this:

Enter your email address to get update from ISLAM TERKINI.

Tidak ada komentar

About / Contact / Privacy Policy / Disclaimer
Copyright © 2015. Fajar Islam - All Rights Reserved
Template Proudly Blogger