logo blog

Sultan Brunei & Surau Megah di Tengah Bandara

Sultan Brunei & Surau Megah di Tengah Bandara


Pernahkan Anda mendapati masjid besar dan megah di dalam kompleks bandara? Atau malah menganggapnya aneh? Masjid kok di bandara!

Jika belum, maka datanglah ke Brunei Darussalam. Keluar dari ruang tunggu bandara -sebelum ke tempat parkir- Anda akan disambut oleh bangunan cantik berkubah biru seperti yang ada di belakang kami ini. Surau ini dibangun dengan menghabiskan biaya sekitar 32 miliar rupiah.

Ups, tapi jangan salah, mesti bangunan itu besar dan cukup megah, tapi pihak kerajaan Brunei menamainya surau, bukan masjid. Kebayang nggak sih kalau bangunan surau saja sekeren itu. Terus yang disebut masjid itu yang sekeren apa? Nah lo......

Di Brunei, bedanya surau dan masjid sebenarnya bukan pada masalah besar dan kecilnya, atau megah dan tidaknya. Tapi letak perbedaannya hanya masalah jumatan. Masjid bisa dipakai untuk shalat Jumat, sementara surau tidak. Jadi, bangunan yang kecil tapi dipakai jumatan, maka ia namanya masjid. Dan sebaliknya, meskipun bangunan itu besar, tapi tidak digunakan untuk shalat Jumat, maka ia disebut surau atau mushola. Nah, bangunan yang di bandara ini masuk kategori kedua.

Selain daripada itu, ada cerita menarik di balik pembangunan surau megah di kompleks bandara ini.

Ceritanya, pada tahun 2012 lalu, Sultan Brunei sempat marah mendapati proyek pembangunan dan perluasan bandara baru Brunei (untuk mengganti bandara lama), menempatkan surau di tempat yang nyempil alias disusup-susupkan. Ya, seperti sudah menjadi tabiat para pengembang dan kontraktor, masjid atau tempat ibadah selalu dilupakan dan ditempatkan di pojok-pojok bangunan.

Kalau di negara-negara lain mungkin wajar, tapi tidak dengan Brunei. Mendapati surau ditempatkan di tempat yang tidak layak, Sultan Brunei pun marah, seraya bertitah:

"KALAU LAPANGAN TERBANG
TIDAK ADA SURAU, ATAUPUN ADA SURAU TETAPI IA DILETAKKAN DI ARAS BAWAH ATAU DIPINGGIR-PINGGIR SUDUT sebagaimana yang ada sekarang, sehingga dengan itu nanti memungkinkan orang salah atau orang susah untuk mendatanginya, maka apakah maknanya ia akan menjadi landmark atau syiar kepada Brunei?"

"Jika benar kita mahu menerapkan nilai-nilai kebrunaian itu, MAKA SURAU SEPATUTUNYA TIDAK DITEMPATKAN DI TEMPAT YANG TIDAK SESUAI, DISOROK-SOROKKAN ATAU DISUSUP-SUSUPKAN, tetapi kita harus MENONJOLKANNYA AGAR IA MUDAH DILIHAT DAN CEPAT DIKENALI bahawa ini adalah Surau Lapangan Terbang Antarabangsa Brunei Darussalam."

Mungkin banyak dari kita yang berpikir: "Nggak penting banget sih bangun masjid besar-besar di bandara." Oh No! Ini tidak berlaku bagi Sultan Hassanal Bolkiah. Bagi Baginda, pembangunan surau yang layak dan memadai adalah penting, kerana surau dan juga masjid merupakan syiar serta lambang Islam. Brunei Darusslam sebagai negara berfalsafahkan Melayu Islam Beraja (MIB) tidak boleh menganggap remeh masalah tempat ibadah.

Baginda selanjutnya berujar: "UGAMA ISLAM MENGGALAKKAN SUPAYA SYIARNYA DIZAHIRKAN DAN DINAMPAKKAN, BUKAN DISEMBUNYIKAN ATAU SEBALIKNYA. JADI AMAT WAJAR (SURAU LAPANGAN TERBANG INI ) DISYIARKAN DAN DIZAHIRKAN. Dan kita seharusnya faham bagaimana untuk menzahirkannya. Kita mesti ingat bahwa lapangan terbang itu adalah pintu utama, baik untuk masuk atau keluar dari negara, yang menjadikannya perlu diberikan sifat untuk atau bentuk khusus Brunei tulen."


Begitulah sekelumit cerita di balik Surau Megah di Tengah Bandara. Semoga ada banyak pemimpin kita yang mengikuti Sultan Hassanal Bolkiah.

Jauhar Ridloni Marzuq
Bandar Seri Begawan, Brunei
Lentera Kabah

Share this:

Enter your email address to get update from ISLAM TERKINI.

Tidak ada komentar

About / Contact / Privacy Policy / Disclaimer
Copyright © 2015. Fajar Islam - All Rights Reserved
Template Proudly Blogger